GYAN – Muhammad Gul, seorang anggota staf di sebuah klinik kecil di Gyan, di Afghanistan timur mengatakan dari 500 pasien yang datang ke klinik sejak pagi, 200 orang meninggal.
Fasilitas itu hanya memiliki lima tempat tidur, tetapi gempa pada Selasa (21/6/2022) membuat sumber daya yang sedikit ini tidak dapat digunakan.
"Semua ruangan klinik telah hancur," terangnya kepada BBC.
Dia mengatakan sebuah helikopter telah menerbangkan beberapa pasien dari distrik terpencil di provinsi Paktika ke kota-kota untuk perawatan, dan dua dokter menjaga klinik luar ruangan darurat untuk mencoba merawat orang-orang yang tidak punya tempat lain untuk pergi.
Pembangkit listrik yang memasok bahan bakar hanya terbatas, dan bantuan yang dijanjikan provinsi lain belum juga terwujud.
Baca juga: Gempa Afghanistan: Tidak Ada Makanan, Tempat Berlindung dan Ketakutan Akan Wabah Kolera
Sementara korban terus berdatangan.
"Ada lusinan orang yang membutuhkan bantuan medis segera. Saya tidak berpikir mereka akan selamat malam ini," lanjutnya.
Baca juga: Dihantam Gempa Paling Mematikan dalam Dua Dekade, Taliban Minta Bantuan Internasional
Gempa bumi melanda daerah perbukitan miskin dengan bangunan yang lemah, tidak dilengkapi dengan baik untuk menangani goncangan. Ratusan rumah hancur dan terjadi tanah longsor.