Ekonomi terkemuka di benua itu, Afrika Selatan bergantung pada batu bara untuk menghasilkan lebih dari 80 persen listriknya.
Negara ini memiliki banyak batu bara, tetapi sebagian besar pembangkitnya menua, perlu diperbaiki atau dijadwalkan akan dinonaktifkan dalam beberapa dekade mendatang.
"Kami tidak melakukan apa yang seharusnya kami lakukan dalam lima hingga 10 tahun terakhir," terang analis energi Clyde Mallinson kepada AFP.
"Kita terjebak dalam situasi di mana kita berusaha mati-matian untuk menutup apa yang rusak daripada mendahuluinya,” lanjutnya.
Perselisihan upah yang memperparah krisis berakhir pada Selasa (5/7/2022) dengan karyawan Eskom menerima kenaikan 7 persen, yang menurut penyedia listrik dalam sebuah pernyataan "akan menjadi perjuangan bagi Eskom untuk membayar".
Tetapi bahkan dengan pekerja yang kembali bekerja, Eskom memperingatkan akan "masih membutuhkan waktu" bagi sistem untuk pulih karena tunggakan pemeliharaan.
Entitas publik sudah sarat dengan utang dan berjuang untuk pulih dari dugaan salah urus dan korupsi selama bertahun-tahun, yang menjadikannya entitas kunci yang diselidiki selama empat tahun penyelidikan publik terhadap korupsi negara.
Untuk menjembatani kesenjangan pasokan yang parah, Eskom mengandalkan turbin gas cadangan yang menghasilkan 14 liter solar per detik. Tujuh dari turbin ini beroperasi pada Jumat (8/7/2022) waktu setempat.