Hal ini tentu juga semakin naik intensitasnya setelah adanya pemekaran bertambah di Papua. Pro Otsus menginginkan Revisi terbatas dilengkapi dengan Prolegnas 2021. Pihak Kontra Otsus beranggapan Otsus gagal dan berharap revisi UU Otsus dan menginginkan referendum untuk menentukan masa depan Papua.
“KKB/KST itu ada yang ideologis dan keras, ada yang sudah tergalang dan pro NKRI ( serangan mereka bersifat pragmatis), ada juga yang terafiliasi politik ( penyerangan untuk memberi kesan negara gagal tangani Papua),”ungkapnya.
“Jaringan bersenjata ini beranggotakan masyarakat yang terikat kesukuan dengan persenjataan terbatas. Sumber utama pengadaan senjata melalui perampasan dan pencurian senjata aparat TNI dan Polri, serta membeli dari jaringan penjualan senjata dari PNG dan Filipina Selatan,” tutup Nuning.
(Fahmi Firdaus )