JAKARTA - FBI tengah memburu pelaku kejahatan siber. Dalam daftar panjang mereka, nama-nama yang diburu kebanyakan adalah warga negara Rusia. BBC pun menelusuri satu nama dan mencoba mewawancarainya di rusia.
Bersama seorang penerjemah dan juru kamera, wartawan BBC yang bernama Joe Tidy pun masuk ke blok apartemen. Ketika mengetuk salah satu pintu apartemen, seorang pria muda menjawab dan seorang perempuan tua yang penasaran mengintip dari dapurnya.
BACA JUGA:Derita Warga Sri Lanka yang Harus Tahan Lapar karena Harga Pangan Meroket
Tidy mengisahkan, kami mengetuk salah satu pintu dan seorang pemuda menjawab.
"Igor Turashev? Tidak, saya tidak kenal namanya," katanya, dilansir Selasa (19/7/2022).
"Keluarganya terdaftar di sini, jadi siapa Anda?" kami bertanya.
Setelah beberapa obrolan ramah, kami menjelaskan bahwa kami adalah reporter dari BBC, dan suasana tiba-tiba berubah.
BACA JUGA:Polisi Ungkap Penyebab Jebolnya Tandon Air di Proyek LRT Setiabudi
"Saya tidak akan memberi tahu Anda di mana dia dan Anda seharusnya tidak berusaha menemukannya. Anda seharusnya tidak datang ke sini," kata si pemuda dengan marah.
Saya tidak bisa tidur nyenyak malam itu, memikirkan berbagai nasihat dari orang-orang yang bekerja di sektor keamanan.
Beberapa mengatakan bahwa melacak penjahat siber yang dicari FBI di negara asal mereka adalah usaha yang berisiko.
"Mereka akan punya penjaga bersenjata," kata mereka. "Anda akan berakhir mati di parit di suatu tempat," yang lain memperingatkan. Yang lainnya mengatakan saya akan baik-baik saja, "Mereka cuma kutu buku ahli komputer."
Semuanya berujar bahwa kami tidak akan bisa mendekati mereka.
Dalam konferensi pers tiga tahun lalu, FBI menyebut nama delapan anggota kelompok hacker Rusia, Evil Corp, menuduh Igor Turashev dan pemimpin geng tersebut, Maksim Yakubets, mencuri atau memeras lebih dari US$100 juta (Rp1,4 teriliun) dalam peretasan yang berdampak pada 40 negara berbeda.