Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jelang Pembicaraan Biden-Xi, AS Peringatkan Risiko 'Kecelakaan Besar' di Laut China Selatan

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 28 Juli 2022 |13:32 WIB
Jelang Pembicaraan Biden-Xi, AS Peringatkan Risiko 'Kecelakaan Besar' di Laut China Selatan
Presiden AS Joe Biden akan segera melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden China Xi Jinping (Foto: Reuters)
A
A
A

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) pada Rabu (27/7/2022) mengatakan “hanya masalah waktu” sebelum terjadi ‘kecelakaan besar’ di kawasan Indo-Pasifik ketika militer China melanjutkan apa yang disebutnya sebagai perilaku provokatif. AS juga sedang mencari jalur komunikasi terbuka dengan China untuk mencegah terjadinya salah perhitungan.

Peringatan keras itu disampaikan menjelang pembicaraan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping melalui telpon, yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (28/7/2022) waktu setempat.

Pejabat-pejabat senior AS dan anggota Kongres pada Selasa lalu (26/7/2022) merinci penilaian mereka bahwa China memang merupakan tantangan terbesar bagi keamanan nasional Amerika dan stabilitas di kawasan.

Baca juga: Keluarkan Peringatan Keras, Jenderal AS: Militer China Lebih Agresif Terhadap AS Selama 5 Tahun Terakhir

Wakil Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Jung Pak mengatakan klaim maritim RRT (China) yang ekspansif dan melanggar hukum di Laut China Selatan, serta tindakan provokatifnya untuk menerapkna klaim itu, telah berkontribusi pada ketidakstabilan di kawasan.

Baca juga: China Peringatkan Jenderal Top AS agar Tidak Provokasi Sewenang-wenang

Dalam diskusi di Center for Strategic and International Studies (CSIS) Washington DC, Pak mengutip tiga insiden dalam beberapa bulan terakhir ini, ketika kapal-kapal China menantang penelitian kelautan dan kegiatan eksplorasi energi di zona ekonomi eksklusif Filipina di Laut China Selatan.

Pejabat tinggi Pentagon untuk urusan Asia juga menyampaikan pandangan serupa.

“Dalam pandangan saya, perilaku agresif dan tidak bertanggungjawab ini merupakan salah satu ancaman paling signifikan terhaDap perdamaian dan stabilitas di kawasan saat ini, termasuk di Laut China Selatan,” terang Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik Ely Ratner, dikutip VOA.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement