China telah meningkatkan tekanan diplomatik dan militer dalam beberapa tahun terakhir. Ini memutuskan semua kontak dengan pemerintah Taiwan pada tahun 2016 setelah Presiden Tsai Ing-wen menolak untuk mendukung klaimnya bahwa pulau dan daratan bersama-sama membentuk satu negara China, dengan Komunis Beijing sebagai satu-satunya pemerintah yang sah.
Karena alasan inilah, Beijing melihat kontak resmi AS dengan Taiwan sebagai dorongan untuk membuat kemerdekaan de facto pulau yang telah berusia puluhan tahun itu permanen, sebuah langkah yang menurut para pemimpin AS tidak mereka dukung.
Segera setelah kedatangan Pelosi, China mengumumkan serangkaian operasi dan latihan militer, yang mengikuti janjinya tentang “tindakan tegas dan kuat” jika Pelosi melanjutkan kunjungannya.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan manuver akan dilakukan di perairan dan langit dekat Taiwan dan termasuk penembakan amunisi jarak jauh di Selat Taiwan.
Media resmi pemerintah China Xinhua News mengatakan tentara berencana untuk melakukan latihan tembakan langsung dari Kamis (4/8/2022) hingga Minggu (7/8/2022) di beberapa lokasi. Sebuah gambar yang dirilis oleh kantor berita menunjukkan bahwa latihan itu akan dilakukan di enam wilayah berbeda di perairan sekitar Taiwan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Rabu (3/8/2022) pagi bahwa China telah mengirim 21 pesawat terbang menuju Taiwan, 18 di antaranya jet tempur. Sisanya termasuk pesawat peringatan dini dan pesawat perang elektronik.