Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

JK Sebut Sudah Bukan Masanya Mendefinisikan Islam Secara Sempit

Putra Ramadhani Astyawan , Jurnalis-Sabtu, 06 Agustus 2022 |19:43 WIB
JK Sebut Sudah Bukan Masanya Mendefinisikan Islam Secara Sempit
A
A
A

JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan bangsa Indonesia perlu memikirkan figur pemimpin yang bisa menjawab tantangan masa depan bangsa yang kian komplek.

Berbicara dalam 'Temu Tokoh KBPII' dan Rapat Kerja Nasional Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII), JK mengatakan bangsa Indonesia kini menghadapi tantangan berupa perubahan geopolitik akibat perang Rusia-Ukrania, ketegangan yang memanas antara RRC-Taiwan, perubahan iklim (climate change), perubahan ekonomi dunia menuju new normal pasca Covid 19.

JK menandaskan, ke depan bukan masanya lagi mendefinisikan umat Islam secara sempit. Sebagai mayoritas muslim, hampir semua calon pemimpin di Indonesia adalah berasal dari kalangan umat.

Masalahnya adalah bagaimana bagaimana memilih pemimpin yang bisa berprestasi.

“Kita harus cari pemimpin yang sudah memiliki prestasi untuk bisa membawa bangsa Indonesia menuju bangsa yang sejahtera,” ujar JK

Forum Temu Tokoh KBPII dihadiri mantan aktivis PII Menteri Polhukam, Moh Mahfud MD (Menko Polhukam), Mantan Menteri Agraris kepala BPN Sofyan Djalil, Soetrisno Bachir (pengusaha nasional), tokoh oposisi Said Didu, Rektor IPB Arif Satria, KH Kholil Ridwan (ulama), mantan Rektor UNPAD Ganjar Kurnia, Prof Zainuddin Maliki (Anggota DPR), Sodik Mudjahid (Anggota DPR RI Gerindra) dan Ketua Umum PP KBPII Nasrullah Larada.

Menurut JK, pemimpin yang berprestasi itu ada di semua partai politik. Ada di Golkar, PDIP, Gerindra hingga Nasdem. “Semua calon pemimpin yang sekarang ini dijagokan jadi Presiden di 2024 kan semua beragama Islam,” imbuhnya.

JK melihat Islam di pasang-surut Islam di pentas politik tidak bisa dilepaskan dari tokoh-tokoh Islam yang berlatang aktivis pelajar seperti PII maupun dari Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI).

Di zaman Soeharto, katanya, peranan Mahasiwa terbukti bisa mendorong lahirnya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement