"Saya tidak punya ruang bawah tanah sendiri di rumah. Banjir. Jadi, kami tidak punya tempat untuk bersembunyi. Kami hanya berbaring di sana dalam kegelapan. Tadi malam ledakannya paling dekat - beberapa blok jauhnya," katanya.
Suara-suara yang tadinya biasa, seperti pintu yang dibanting, atau truk yang menggeram, kini terdengar sarat dengan teror. Banyak warga yang secara naluriah, tanpa sadar, dan secara permanen, langsung bereaksi terhadap apa pun yang mungkin terdengar seperti rudal, atau pesawat terbang.
Baca Selengkapnya: Ketika Suara Gemuruh Ledakan Bom Terdengar Tanpa Henti, Tidur Jadi Hal Paling Sulit di Ukraina
(Susi Susanti)