Tetapi Filatyev mengatakan dia berjuang untuk memahami visi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang melancarkan invasi ke Ukraina hampir enam bulan lalu dan telah melihat pasukannya terkunci dalam konflik yang memakan biaya dan berat.
"Sekarang saya keluar dari sana dan tanpa senjata, saya pikir ini adalah hal terburuk dan terbodoh yang bisa dilakukan pemerintah kita," katanya.
"Saya tidak tahu ke mana pemerintah membawa kita. Apa langkah selanjutnya? Perang nuklir?,” lanjutnya.
"Saya melihat apa yang terjadi di negara saya dan saya ketakutan. Semuanya hancur, rusak," ujarnya.
"Satu-satunya hukum yang berfungsi dengan baik adalah yang represif,” tambahnya.
Filatyev melarikan diri dari Rusia setelah melakukan beberapa wawancara media awal. Tapi dia mengatankan Kremlin bisa membalas dendam atas aksi wawancaraya ini.
"Saya akan dimasukkan ke penjara atau mereka hanya akan membungkam saya dengan membawa saya keluar. Ada banyak kasus seperti itu di masa lalu," katanya.
"Saya tidak melihat jalan keluar lain. Jika itu terjadi, itu akan terjadi,” ujarnya.
(Susi Susanti)