JAKARTA - Toko serba ada (toserba) di Jepang menyajikan lebih banyak pilihan makanan di bandingkan dengan toserba yang ada di Amerika Serikat (AS). Jika di AS hanya memajang hotdog berminyak di bawah lampu pemanasnya, maka di Jepang pilihannya lebih beragam.
Di toserba Jepang, konsumen diberi pilihan yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam upaya untuk menarik penduduk setempat, yang sering bolak-balik beberapa kali dalam seminggu untuk membeli makanan dan barang-barang rumah tangga, barang-barang baru terus diperkenalkan, ditandai stiker merah besar yang mengumumkan 新 発 売 ('sekarang dijual').
Jumlahnya mengejutkan. Ken Mochimaru, kepala komunikasi korporat Lawson, memperkirakan 1.463 tokonya di Tokyo masing-masing punya stok 3.500 item yang berbeda.
Itu termasuk baguette yang diisi dengan mi goreng, mi instan dan kue dadar merek Pringles yang sudah diberi pemanis sirup maple, dan ada 100 item baru yang diperkenalkan setiap bulan.
Tetapi meskipun Anda dapat menemukan makanan favorit global seperti es krim, biskuit, dan cokelat, banyak toko serba ada lebih menyesuaikan dengan citarasa tradisional Jepang. Pancake yang diisi dengan pasta kacang merah, versi pasar massal dorayaki, sangat populer.
Mochiko, pasta manis yang dibuat dari beras ketan, berjajar dengan kue dan es krim. Dan kemudian ada matcha. Biskuit, cokelat batangan, kue, semua toko adalah samudra glukosa pilihan rasa de facto Jepang itu.
Ada juga rasa kepraktisan di setiap toko. Ya, makanan ringan dan barang-barang baru adalah bagian besar dari perdagangan mereka, tetapi tujuan konbini adalah menjadi toko serba ada untuk semua kebutuhan rumah tangga.
Mochimaru menyoroti kotak bento (makanan siap saji dalam sebuah kotak) sebagai salah satu contohnya.
Transisi dari masyarakat tradisional
Sebelum kebangkitan gerakan feminis tahun 1970 di Jepang, unit keluarga tradisional berarti makanan buatan sendiri. Sekarang, makin banyak perempuan memasuki dunia kerja, sehingga lebih banyak orang memilih makanan praktis.
Ketika melihat kotak bento mie udon yang ditandai dengan 食 untuk menunjukkan statusnya sebagai nakashoku (makanan yang bisa dibawa pulang) Mochimaru menjelaskan bahwa saya benar-benar melihat sepotong sebab dan akibat sosial.