Mulai tahun ini, kementerian mengatakan China telah meningkatkan intimidasi militernya termasuk latihan yang bertujuan untuk merusak moral Taiwan dan "memaksa negosiasi dengan perang" dan "memaksa penyatuan dengan senjata".
China dapat menggunakan pasukan atau agen khusus untuk "memotong" sistem komando Taiwan dan merusak infrastruktur dalam serangan, dan mampu meluncurkan serangan elektronik untuk mengganggu komunikasi dan sistem komando, kata laporan yang tertanggal Kamis (1/9/2022) itu.
China juga dapat memblokade Taiwan dan memotong pasokan energi dan ekonominya, tambahnya, tetapi mencatat Beijing masih memiliki kendala transportasi dan logistik untuk meluncurkan invasi penuh.
Namun, China telah merancang kapal angkut sipil untuk latihan amfibi tahunan guna meningkatkan dukungan logistik untuk setiap serangan Taiwan, kata kementerian itu, seraya menambahkan pihaknya memperkirakan kapal induk terbaru China akan memasuki layanan pada 2025.
Invasi Rusia ke Ukraina juga sedang dipelajari oleh China dan telah mendorong mereka untuk "memodifikasi" rencana serangan Taiwan mereka, kata kementerian itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.