Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Gagalnya Kerajaan Mataram Taklukkan Surabaya, Benteng Pertahanannya Sangat Kokoh!

Avirista Midaada , Jurnalis-Senin, 12 September 2022 |07:43 WIB
 Kisah Gagalnya Kerajaan Mataram Taklukkan Surabaya, Benteng Pertahanannya Sangat Kokoh!
Panembahan Senopati. (Foto: Jogjakota)
A
A
A

JAKARTA - Pada zaman dahulu, Surabaya menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram. Panembahan Senopati berhasil menaklukan daerah ini saat masih menjabat sebagai raja di Kerajaan Mataram.

Namun semenjak Senopati wafat dan digantikan oleh anaknya Pangeran Hanyakrawati, timbul benih - benih pembangkangan dari Surabaya. Konon Surabaya yang berstatuskan kadipaten ini mulai menggeliat menentang Kerajaan Mataram di bawah kekuasaan Hanyakrawati.

Dikutip dari buku "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II" tulisan Peri Mardiyono, Surabaya menjadi musuh utama Mataram di bawah Hanyakrawati.

BACA JUGA:Perpindahan Ibu Kota Mataram Konon Akibat Bencana yang Membuat Kemunduran

Wilayah ini sudah mulai terlihat berani menentang Mataram terang - terangan. Bahkan pasca Hanyakrawati berhasil menumpas Pemberontakan Jayaraga dari Ponorogo, Surabaya berhasrat untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mataram.

Apalagi saat tahun 1620 itu Surabaya adalah suatu negara yang kaya dan adidaya. Di mana luas wilayah Kadipaten Surabaya mencapai 37 kilometer persegi, cukup luas untuk ukuran wilayah kala itu. Wilayahnya dikelilingi oleh parit dan meriam - meriam, serta senjata modern lainnya.

Daerah bawahannya juga lumayan luas, dengan berhasil menguasai hingga Pasuruan dan Blambangan. Hal ini dilakukan Surabaya untuk mengantisipasi ekspansi Mataram kembali di ujung timur Pulau Jawa.

Bahkan secara kekuatan ekonomi, Surabaya juga terbilang kokoh. Pelabuhan - pelabuhan perdagangan strategis ada di Surabaya, arus perdagangan yang ramai, menjadikan Surabaya pusat perdagangan kala itu. Kekuatan Surabaya semakin kuat saat keberhasilannya Adipati Surabaya melakukan ekspansi wilayah hingga ke Pulau Bawean, yang saat ini masuk wilayah Kabupaten Gresik.

Konon penguasa Surabaya bahkan sampai meluaskan wilayah kekuasaannya ke Kalimantan Barat di daerah Sikadana, Banjarmasin, Gresik, Lamongan, Tuban, bahkan hingga Demak. Hal ini menyebabkan akses perdagangan ke wilayah Mataram menjadi terputus. Mataram pun merasa terkebiri dengan ulah Adipati Surabaya itu.

Apalagi Surabaya mendapat dukungan penuh dari adipati dari Dinasti Majapahit, trah Brawijaya. Dukungan ini kian menguatkan posisi Surabaya baik secara ekonomi, politik, maupun sosial. Dengan kenyataan inilah membuat Mataram di bawah Pangeran Hanyakrawati memutuskan untuk menyerang Surabaya.

Bagi Mataram, Surabaya menjadi ancaman tersendiri apalagi dengan beberapa kekuatan yang dimilikinya. Mengingat Surabaya dan Mataram sebenarnya adalah dua kerajaan yang memperebutkan wilayah - wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Keduanya saling berkompetisi dan meneguhkan kekuasaan di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement