Sementara itu, PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan pada Senin (12/9/2022) bahwa pemerintahnya tidak akan mengejar langkah apa pun untuk mengubah negara itu menjadi republik setelah kematian Ratu Elizabeth II.
Ardern mengatakan opsi Selandia Baru untuk menjadi republik mungkin saja terjadi. Namun ia menilai ada prioritas yang lebih mendesak untuk dilakukan pemerintahannya.
"Ada perdebatan, mungkin selama beberapa tahun,” terangnya.
"Ini tentang kecepatannya, dan seberapa luas perdebatan itu terjadi. Saya telah membuat pandangan saya jelas berkali-kali. Saya percaya di situlah Selandia Baru akan menuju, pada waktunya. Saya percaya itu mungkin terjadi dalam hidup saya," lanjutnya.
Di bawah sistem saat ini, raja Inggris adalah kepala negara Selandia Baru, diwakili di Selandia Baru oleh seorang gubernur jenderal. Peran gubernur jenderal hari ini dianggap terutama seremonial.
Namun, banyak orang berpendapat bahwa Selandia Baru tidak akan sepenuhnya keluar dari bayang-bayang masa lalu penjajahnya dan menjadi negara yang benar-benar merdeka sampai menjadi republik.
Persemakmuran Inggris di wilayah Karibia, Antigua dan Barbuda berencana untuk menggelar referendum untuk menjadi republik dalam tiga tahun ke depan. Perdana menteri negara Karibia itu mengatakan kepada media Inggris, Sabtu (11/9/2022), ini akan menjadi sebuah langkah yang dapat membuat Raja Charles III digulingkan sebagai kepala negaranya.