Anam menduga bahwa pelaku mutilasi terhadap warga sipil di Kabupaten Mimika, Papua yang terjadi beberapa waktu lalu dilakukan oleh orang yang berpengalaman.
Kesimpulan tersebut diambil setelah melihat konstruksi perkara, di mana pelaku pembunuhan mutilasi dilakukan oleh lebih dari satu orang saat yang bersamaan.
"Pilihan tindakan mutilasi, apalagi korbannya di saat yang sama lebih dari satu, itu biasanya menunjukkan karakter pelaku yang sudah punya pengalaman terhadap tindakan mutilasi sebelumnya," katanya.
Anam pun meminta agar semua pihak membuka jejak komunikasi yang berada di handphone masing-masing pelaku. Dia menerangkan, pengalaman dugaan tindakan mutilasi yang dilakukan pelaku diperistiwa sebelumnya dapat dilakukan.
"Oleh karenanya memang kami mendorong dibukanya komunikasi HP, yang kedua memang didalami apakah memang ada potensi bahwa pelaku ini pernah melakukan tindakan yang sama di peristiwa yang berbeda," terangnya.
(Fakhrizal Fakhri )