Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Tahanan Wanita di Penjara Iran, Mendengar Lebih dari 200 Suara Tembakan hingga Tes Keperawanan

Susi Susanti , Jurnalis-Minggu, 23 Oktober 2022 |15:42 WIB
Kisah Tahanan Wanita di Penjara Iran, Mendengar Lebih dari 200 Suara Tembakan hingga Tes Keperawanan
Kisah tahanan wanita di penjara Iran (Foto: Ana Diamond)
A
A
A

TEHERAN - Setidaknya delapan tahanan meninggal dunia dan belasan lainnya terluka dalam kebakaran di Penjara Evin pada Sabtu (22/10/2022) malam. Masih belum jelas bagaimana api berawal dan apakah insiden di penjara ini berkaitan dengan protes yang semakin meluas di negara tersebut.

Banyak pengunjuk rasa ditahan di Penjara Evin, yang terkenal akan teknik interogasinya yang brutal.

"Kami mendengar ada lebih dari 200 suara tembakan," ujar seorang saksi mata dari dalam penjara, yang juga diketahui menjadi tempat tahanan politik dibui kepada BBC Persian, tentang peristiwa yang terjadi pada Sabtu (22/10/2022) malam itu.

Baca juga: Kebakaran di Penjara Iran Tewaskan 4 Tahanan, 61 Orang Terluka

Rekaman video dramatis diunggah ke berbagai media sosial pada akhir pekan menunjukkan jilatan api dan asap membumbung, sementara suara tembakan dan ledakan bertubi-tubi terdengar.

Baca juga: Kebakaran Besar Landa Penjara Terkenal Iran, Suara Ledakan dan Tembakan Terdengar

"Saya khawatir, penyebab kebakaran masih merupakan tanda tanya besar," ujar Ana Diamond kepada BBC.

Diamond pernah menghabiskan lebih dari 200 hari di penjara Teheran yang terkenal akan kekejamannya itu pada 2016.

Perempuan berdarah Iran-Inggris ini baru berusia 21 tahun saat dia dipaksa masuk ke belakang mobil van oleh sejumlah petugas bersenjata dari Garda Revolusi Iran dan dijebloskan ke penjara pada Januari 2016.

Diamond dituduh terlibat dalam kegiatan mata-mata, yang disangkalnya.

Lalu, seperti apa keadaan di dalam penjara itu? "Evin seperti labirin," ujarnya.

Setelah dibebaskan dengan jaminan pada Agustus 2016, dia dikawal oleh seorang penjaga ke luar penjara melalui koridor-koridor yang sempit.

"Dan tiba-tiba, sebuah pintu terbuka, dan saya berada di Teheran. Hanya butuh satu pintu bagi saya untuk mencapai tengah kota," terangnya.

Evin mulanya dibangun di pinggiran ibu kota Iran, namun ketika Teheran semakin berkembang, penjara itu kemudian menjadi bagian dari wilayah utara kota yang sibuk.

Penjara Evin dibangun pada 1972, di bawah kekuasaan Mohammad Reza Pahlevi. Penjara ini awalnya dibangun untuk menampung sekitar 300 tahanan, namun di bawah Republik Islam Iran, populasi penjara tersebut telah membengkak jadi sekitar 15.000 orang.

Pada 1980-an, Penjara Evin telah terkenal karena kekejamannya. Menurut laporan dari Amnesty International dan berbagai pengakuan yang dikumpulkan oleh Human Rights Watch, penyiksaan dan kematian, eksekusi, penggantungan, penghilangan paksa tahanan politik, dan brutalitas adalah praktik biasa.

Penjara ini bahkan dijuluki 'Universitas Evin', karena banyaknya intelektual, aktivis mahasiswa, dan jurnalis yang ditahan di sana.

Praktik-praktik yang digunakan di dalam penjara ini telah mendapatkan kritik keras dari berbagai kelompok HAM. Evin juga dimasukkan ke daftar hitam oleh pemerintah AS pada 2018 karena "berbagai pelanggaran hak asasi manusia serius" di dalamnya.

Tahun lalu, Amnesty International berkata video pengawas yang bocor dari dalam penjara menunjukkan para tahanan sedang disiksa, dipukuli, dan menerima kekerasan.

Diamond mengatakan tubuhnya tidak akan pernah lupa rasa dingin yang dialaminya saat dipenjara.

"Saat ini, kalau saya berada di tempat yang dingin, detak jantung saya akan meningkat dan saya harus cepat-cepat pergi dari situ. Meskipun di kepala saya merasa tenang, tubuh saya tidak suka merasakan sensasi itu,” ungkapnya.

Namun udara dingin bukanlah hal terburuk yang dialaminya di Evin.

"Mereka bertujuan mempermalukan saya dengan cara-cara yang sangat spesifik untuk jenis kelamin saya," tukasnya.

Diamond berkata dia dipaksa menjalani apa yang disebut sebagai "tes keperawanan".

Dalam pemeriksaan ini, seorang dokter memasukkan dua jari ke dalam vagina perempuan untuk memeriksa apakah selaput daranya masih utuh. Tes ini tak memiliki dasar ilmiah.

"Vonis awal saya, saat didakwa dengan spionase dan saat mereka menduga saya melakukan spionase melalui tindakan intim atau rayuan, adalah vonis mati," terangnya.

Sekarang dia meyakini bahwa itu adalah "bagian dari rencana panjang dan disengaja mereka untuk menyiksanya secara psikologis" dan berkata, "itu adalah sebuah cara untuk mempermalukan saya dengan cara-cara yang sangat spesifik untuk gender saya."

"Itu adalah mekanisme untuk menjatuhkan identitas dan pengalaman saya menjadi apa yang kemudian mereka sebut sebagai tidak punya harga diri dan memalukan, bahkan kriminal, dan untuk memulai ketakutan pada diri saya akan apa yang dapat mereka lakukan selanjutnya," ujarnya.

Setelah menghabiskan berbulan-bulan di ruang isolasi, Diamond dipindahkan ke bangsal. Di sini, dia bertemu dengan tahanan politik perempuan yang lain.

Dia mengingat bagaimana bangsal itu begitu penuh. "Jika sekarang ratusan pengunjuk rasa ditangkapi dan beberapa di antara mereka ditahan di Evin, saya rasa banyak dari mereka yang harus tidur di lantai,” ungkapnya.

"Saya tidak bisa membayangkan apa yang harus dilalui para tahanan perempuan itu sekarang," lanjutnya.

Kebakaran pada Sabtu (22/10/2022) malam terjadi setelah berminggu-minggu protes anti-pemerintah bergelora di Iran, setelah kematian Mahsa Amini, 22 tahun, di tahanan polisi.

Ratusan dari pengunjuk rasa yang ambil bagian dalam protes-protes itu dikirim ke Penjara Evin.

"Penjara itu seperti medan perang," kata seseorang yang dekat dengan keluarga salah satu tahanan kepada BBC Persian, menjabarkan apa yang terjadi di balik dinding penjara.

Namun sejumlah laporan berbeda soal insiden malam itu muncul ke permukaan.

Pengadilan berkata kebakaran bermula di ruang lokakarya setelah sejumlah tahanan berkelahi dan menurut media milik negara, kebakaran ini adalah rencana melarikan diri yang "telah direncanakan". Kepala penjara di Teheran berkata usaha ini digagalkan oleh pasukan penjaga.

Apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu, sulit untuk diketahui secara pasti.

Namun kepada BBC Persian, seorang tahanan menyangkal keterangan resmi pemerintah dan berkata ketegangan memuncak di dalam penjara saat beberapa tahanan memprotes pemindahan teman-teman satu sel mereka ke penjara yang lain.

Sumber yang sama mengatakan kepada BBC Persian, ketika para tahanan dari bangsal-bangsal lain mendengar teriakan dan perkelahian, mereka berhambur ke lapangan, di mana para penjaga kemudian menembakkan gas air mata.

Tak lama setelah itu, ketegangan merembet ke bangsal-bangsal lain.

"Para tahanan berlari ke pintu-pintu dan mendobrak mereka. Pasukan anti-huruhara menyerang dan menembakkan gas air mata ke segala arah. Banyak dari kami yang berjatuhan,” tambahnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement