Sementara itu, Wallace mengatakan dia membantah tuduhan Shoigu bahwa "Ukraina merencanakan tindakan yang difasilitasi oleh negara-negara Barat, termasuk Inggris, untuk meningkatkan konflik di Ukraina".
Dia juga memperingatkan bahwa klaim semacam itu "tidak boleh digunakan sebagai dalih untuk eskalasi yang lebih besar".
Sekutu Ukraina Amerika Serikat (AS) juga menolak klaim itu. AS menolak dalih apa pun untuk eskalasi Rusia.
Komentar serupa dibuat oleh Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, yang berbicara dengan Shoigu pada Minggu (23/10/2022), melalui panggilan telepon kedua dalam beberapa hari.
Dalam sebuah pernyataan bersama, para menteri luar negeri Prancis, Inggris, dan AS mengatakan mereka semua menolak tuduhan palsu Rusia yang transparan bahwa Ukraina sedang bersiap untuk menggunakan bom kotor di wilayahnya sendiri, menekankan bahwa mereka akan terus mendukung Ukraina di perang agresi brutal Presiden Vladimir Putin.
Analis militer mencatat bahwa tuduhan Rusia datang setelah serangkaian kekalahan militer Rusia yang berat dan ketika pasukan Ukraina melanjutkan operasi kontra-ofensif mereka di timur dan selatan negara itu.
Institute for the Study of War (ISW) yang berbasis di AS mengatakan dalam serangkaian tweet bahwa Shoigu "kemungkinan berusaha untuk memperlambat atau menangguhkan bantuan militer Barat ke Ukraina dan mungkin melemahkan aliansi NATO dalam seruan yang menakut-nakuti".
"Kremlin tidak mungkin mempersiapkan serangan bom kotor tanda palsu yang akan segera terjadi. Klaim Shoigu lebih lanjut merupakan kampanye informasi Rusia yang sudah berlangsung lama,” terangnya.
(Susi Susanti)