“Jangan sampai UMKM ini hanya mengejar penjualan yang banyak, tetapi juga harus diimbangi dengan kemanan pangan yang baik. Apalagi kuliner kita kan sangat kaya, sehingga bisa bersaing dengan kuliner internasional,” katanya.
Rida juga megatakan selain Sasa ini asli Indonesia juga mengangkat rempah lokal. "Dulu kalau yang namanya bumbu itu kan harus nguleg, sekarang ada Sasa yang memudahkan untuk memasak. Pelaku UMKM bukan cuma emak-emak saja tetapi anak muda juga. Sehingga produk Sasa juga dimanfaatkan sebagai bumbu untuk tanpa harus repot mengolah,” lanjutnya.
Ada beberapa narasumber yang hadir dalam workshop UMKM Lestari Budaya tersebut. Satu di antaranya ialah Pengawas Farmasi dan Makanan ahli Madya BBPOM Yogyakarta, Dra. Diah Tjahjonowati, Apt., MSi mengungkapkan pihaknya memiliki peran mendampingi pelaku UMKM memproduksi produk yang aman dikonsumsi.
Produk yang aman dikonsumsi tersebut terbebas dari tiga cemaran yaitu fisik, biologi, dan kimia. Cemaran fisik bisa terjadi apabila memasak sambil merokok, memakai perhiasan, hingga cat kuku.
Sedangkan cemaran biologi bisa didapatkan saat memasak sambil mengobrol, sehingga dianjurkan untuk memakai masker. Cemaran kimia bisa berasal dari plastik pembungkus yang tidak sesuai keperuntukannya.
“Produk yang aman dikonsumsi itu kuncinya. Misalnya jualan sudah laku banyak, tetapi ternyata menyebabkan keracunan, modalnya habis. Makanya kami mendampingi, agar produk UMKM ini bisa bersaing dengan produk luar negeri,” katanya