Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Letusan Gunung Api Tonga Tembus Lapisan Ketiga Atmosfer Bumi

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 04 November 2022 |12:38 WIB
Letusan Gunung Api Tonga Tembus Lapisan Ketiga Atmosfer Bumi
Letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai tembus lapisan ketiga atmosfer Bumi (Foto: RALSpace NCEO/ Kantor Meteorologi Jepang))
A
A
A

TONGA - Ketika gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai meletus di bawah air pada Januari lalu, letusan ini menciptakan gumpalan abu dan air yang menembus lapisan ketiga atmosfer Bumi.

Itu adalah gumpalan vulkanik tertinggi yang tercatat dan mencapai mesosfer, di mana meteor dan meteorit biasanya pecah dan terbakar di atmosfer kita.

Mesosfer, sekitar 31 hingga 50 mil (50 hingga 80 kilometer) di atas permukaan bumi, berada di atas troposfer dan stratosfer dan di bawah dua lapisan lainnya. Stratosfer dan mesosfer adalah lapisan atmosfer yang kering.

Baca juga:  Letusan Gunung Api Tonga Paling Ganas dalam 140 Tahun, Sama Kuat dengan Gunung Krakatau

Dikutip CNN, gumpalan vulkanik mencapai ketinggian 35,4 mil (57 kilometer) pada titik tertinggi. Ini melampaui pemegang rekor sebelumnya seperti letusan Gunung Pinatubo 1991 di Filipina pada 24,8 mil (40 kilometer) dan letusan El Chichón 1982 di Meksiko, yang mencapai 19,2 mil (31 kilometer).

Baca juga: Erupsi Gunung Berapi Tonga Picu Tsunami 15 Meter, Luluh Lantakkan 3 Pulau

Para peneliti menggunakan gambar yang diambil oleh satelit yang melewati lokasi letusan untuk memastikan ketinggian semburan. Letusan diketahui terjadi pada 15 Januari lalu di selatan Samudra Pasifik di lepas kepulauan Tonga, sebuah area yang dicakup oleh tiga satelit cuaca geostasioner.

Satelit GOES-17 menangkap gambar awan payung yang dihasilkan oleh letusan bawah laut gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada 15 Januari 2022. Gelombang kejut busur berbentuk bulan sabit dan berbagai sambaran cahaya juga terlihat.

Sebuah studi merinci temuan itu yang diterbitkan pada Kamis (3/11/2022) di jurnal Science.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement