Kini sebulan lebih dari kejadian itu, kondisi kesehatan Dimas belum juga membaik. Ia masih sering mengeluhkan pusing di kepala, batuk – batuk, dan badan yang menderita demam.
“Masih batuk – batuk sampai sekarang, (periksa ke dokter) cuma dikasih obat saja, satu sampai tiga hari pertama nggak bisa tidur kepikiran terus, sekarang kadang – kadang kepikiran juga, kepikiran banyak korban meninggal,” paparnya.
Kendati mengalami peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan, bocah kelas VII SMPN 15 Kota Malang ini masih bersedia menonton pertandingan Arema FC secara langsung di stadion suatu saat nanti.
Total hingga Rabu 3 November sore ada 135 korban meninggal dunia, sedangkan 660 orang terkonfirmasi luka-luka dengan rincian 24 orang, luka sedang 50 orang, luka ringan 586 orang. Para korban mayoritas berdesakan meninggalkan stadion karena semprotan gas air mata polisi ke arah tribun penonton. Akibat para penonton mengalami sesak napas dan terjadi penumpukan hingga insiden terinjak-injak di pintu keluar stadion.
Pascakejadian ini, tim investigasi bentukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit menetapkan enam tersangka, yakni Direktur Utama (Dirut) PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku penanggungjawab kompetisi, Ketua Panpel Arema Abdul Harris, Sekuriti Officer Suko Sutrisno.
(Fakhrizal Fakhri )