Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Keris Terkutuk Empu Gandring, Minta Tumbal 7 Keturunan Ken Arok

Tim Okezone , Jurnalis-Selasa, 29 November 2022 |06:09 WIB
Keris Terkutuk Empu Gandring, Minta Tumbal 7 Keturunan Ken Arok
Kisah keris Empu Gandring. (Ilustrasi/Ist)
A
A
A

KEN Arok memerintahkan Empu Gandring untuk membuat pusaka keris hanya dalam waktu satu malam. Hal ini tampak mustahil lantaran pembuatan keris bisa memakan waktu 2 hingga 3 bulan.

Melansir Sindonews, Empu Gandring menyanggupi permintaan Ken Arok tersebut. Ia pun membuat keris dengan mengerahkan kekuatan gaib.

Ia pun melakukan sejumlah ritual, mulai dari tirakat puasa dan amalan khusus, sebelum memilih bahan untuk membuat keris tersebut bertuah.

Empu Gandring pun memilih batu meteor yang jatuh dari langit sebagai bahan untuk membuat keris. Dalam proses pembuatannya, keris tersebut dicelupkan ke bisa ular. Ketika Empu Gandring tengah membuat sarung keris tersebut, Ken Arok pun datang dengan maksud mengambil pesanan tersebut lantaran sudah satu hari.

Namun tak disangka, Empu Gandring menjadi korban pertama dari keris buatannya sendiri tersebut. Ken Arok menguji pusaka tersebut dengan menusukkan kepada pembuatnya karena dianggap tak menepati janji, yakni membuat keris dalam semalam. Pembuatan keris tersebut tidak selesai tepat waktu karena sarungnya belum jadi.

Dalam kondisi sekarat ditusuk keris, Empu Gandring pun mengeluarkan kutukannya. Keris tersebut akan meminta tumbal nyawa tujuh turunan Ken Arok. Empu Gandring mengutuk Ken Arok, bahwa keris itu akan menelan korban tujuh turunan dari Ken Arok.

Tumbal Keris

Kepala Daerah Tumapel, Tunggul Ametung dibunuh Ken Arok untuk mendapatkan istrinya yang cantik, Ken Dedes. Padahal, Ken Arok merupakan pegawai dari Tunggul Ametung yang sangat dipercaya.

Pembunuhan Tunggul Ametung dilakukan Ken Arok setelah dirinya mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa "barang siapa yang memperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia". Namun, Ken Arok punya siasat. Ia meminjamkan keris tersebut kepada rekannya, Kebo Ijo.

Keris tersebut dibawa ke mana-mana oleh Kebo Ijo untuk menarik perhatian umum. Tujuannya agar yang tertuduh membunuh Tunggul Ametung adalah Kebo Ijo.

Siasatnya itu berhasil. Dirinya sebagai orang kepercayaan Tunggul Ametung langsung membunuh Kebo Ijo dengan menggunakan keris tersebut.

Impian Ken Arok memperistri Ken Dedes pun kesampaian, termasuk mengambil jabatan Tunggul Ametung. Ia kemudian memperluas pengaruh Tumapel hingga menaklukkan Kerajaan Kediri. Ken Arok akhirnya mendirikan Kerajaan Singasari.

Seiring waktu, pembunuhan Tunggul Ametung terendus oleh Anuspati, anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung. Anuspati ternyata mengetahui kejadian pembunuhan tersebut dari Ken Dedes.

Karena dikuasai amarah, Anuspati bertekad balas dendam. Ia pun merancang pembalasan dengan memerintahkan pendekar sakti kepercayaannya, Ki Pengalasan.

Suatu ketika, Ken Arok mengamati pusaka kerajaan di kamarnya sendirian. Salah satu pusaka adalah keris buatan Empu Gandring tanpa sarung. Kemudian, ia melihat terdapat ceceran daerah pada keris tersebut hingga membuatnya ketakutan. Ia juga mendengar suara gaib dari keris tersebut yang meminta tumbal tersebut.

Ken Arok pun teringat kutukan Empu Gandring. Hingga kemudian ia berniat memusnahkan keris tersebut dengan membantingnya sampai hancur berkeping-keping. Namun, keris tersebut tiba-tiba melayang dan menghilang dan berpindah tangan ke Anuspati.

Anuspati yang dikuasai dendam menyerahkan keris kepada Ki Pangalasan, orang yang dipercaya untuk menghabisi Ken Arok. Setelah tugasnya diselesaikan, Anuspati pun membunuh Ki Pangalasan untuk menghilangkan jejak dengan menggunakan keris pusaka tersebut.

Anuspati pun mengambil pemerintahan Ken Arok. Namun, tak berlangsung lama karena putra Ken Arok dari Ken Umang, yakni Tohjaya yang mengetahui kasus pembunuhan tersebut menuntut balas.

Tohjaya menggelas sabung ayam kerajaan yang digemari Anuspati. Dalam kelengahan Anuspati, Tohjaya mengambil kesempatan mengambil keris Empu Gandring dan langsung membunuhnya di tempat.

Pembunuhan itu dilakukan berdasarkan hukuman, karena Anuspati diyakni sebagai pembunuh Ken Arok. Tohjaya pun mengambil alih kekuasaan dan menjadi raja.

Kekuasaan Tohjaya tak juga lama karena mencuat ketidakpuasan rakyat atas kepemimpinannya. Hal itu juga dirasakan kalangan elite istana, baik dari keluarga maupun saudaranya, seperti Mahisa Campaka dan Dyah Lembu Tal.

Hal tersebut memicu terjadinya perang yang menewaskan Tohjaya. Setelah keadaan dikuasai, Ranggawuni mengambil alih tahta kerajaan. Di masa Ranggawuni disebutkan sebagai masa damai Kerajaan Singasari.

Keris Empu Gandring hilang tak diketahui keberadaannya setelah Tohjaya terbunuh. Namun, beberapa sumber spritual menyebutkan, keris tersebut sebenarnya tidak hilang. Dalam arti, hilang musnah dan benar-benar tidak ketahuan keberadannya.

Dalam sejarah ataupun legenda ternyata ada 7 (tujuh) orang terbunuh oleh keris itu, yaitu Empu Gandring (pembuat keris), Kebo Ijo (rekan Ken Arok), Tunggul Ametung (penguasa Tumapel saat itu), Ken Arok (pendiri Kerajaan Singasari).

Kemudian, Ki Pengalasan (pengawal Anusapati yang membunuh Ken Arok), Anusapati (anak Ken Dedes yang memerintah Ki Pengalasan membunuh Ken Arok), dan Tohjaya (putra Ken Arok dari selirnya Ken Umang tidak terbunuh oleh keris ini). Terakhir Ken Dedes yang mati oleh keris itu.

Kemudian, keris itu diambil oleh raja Jawa yang memiliki kesaktian luar biasa untuk memusnahkan keris itu dibuang ke kawah Gunung Kelud di Jawa Timur. (diolah dari berbagai sumber)

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement