Protes baru-baru ini di Iran juga dibahas.
"Saya juga khawatir dengan situasi di Iran saat ini... para wanita pemberani yang memprotes undang-undang dan situasi keamanan wanita di Iran, kita perlu mengatasi masalah ini bersama-sama," kata Marin.
Pertanyaan wartawan tersebut memicu beberapa reaksi di media sosial.
Banyak pengguna Twitter menyebutnya seksis, sementara seorang jurnalis Selandia Baru menyebut tanggapan Ardern sebagai ‘jawaban pembunuh’.
Pertemuan ini digelar empat bulan setelah Sanna Marin menjadi berita utama di seluruh dunia setelah gambar-gambar pestanya dipublikasikan secara online.
Pihak lawan menuduhnya tidak bertanggung jawab, sementara yang lain mengatakan protes itu berakar pada seksisme.
Ditanya tentang masalah tersebut pada saat itu, Ardern mengatakan dia tidak ingin terlibat dalam masalah domestik negara lain, tetapi menyatakan bahwa kritik terhadap Marin terlalu keras.
(Susi Susanti)