LUMAJANG - Jumlah warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru disebut menurun dibanding tahun 2021 lalu. Sebab, beberapa warga di wilayah zona merah bencana Gunung Semeru, terutama yang terkena dampak erupsi setahun lalu memutuskan untuk pindah atau tinggal bersama sanak keluarganya.
Kepala Desa (Kades) Supiturang, Pronojiwo Nurul Yakin mengakui bila secara dampak bagi warganya erupsi Minggu kemarin (4/12/2022), jauh lebih sedikit dibandingkan setahun lalu. Apalagi beberapa warga sudah mulai pindah secara mandiri atau mengikuti relokasi yang diputuskan pemerintah.
"Yang di Curah Kobokan sudah direlokasi, jadi warga kami terdampak lebih sedikit," kata Nurul Yakin saat dikonfirmasi MPI, pada Senin (5/12/2022).
 BACA JUGA:Erupsi Semeru 2021, Mengingat Kembali Letusan Gunung Tertinggi di Pulau Jawa Setahun Lalu
Hal berimbas pada jumlah pengungsi yang juga tercatat di datanya. Dimana dari data yang masuk diakui lebih sedikit yang mengungsi dibanding erupsi tahun 2021 lalu.
"Warga banyak mengungsi di rumah saudaranya di dataran tinggi. Kalau dihitung semua ya dua dusun, cuma nggak jadi satu, cuma mencar - mencar," ungkap dia.
Sebagai informasi total BPBD Lumajang mencatat ada 1.979 Jiwa pengungsi mengungsi di 11 titik di dua kecamatan. Di Kecamatan Pronojiwo, SDN Supiturang IV menjadi yang terbanyak jumlah pengungsinya sebesar 266 jiwa.
 BACA JUGA:PVBMG: Erupsi Gunung Semeru Tidak Picu Tsunami, Masih Berstatus Awas Hingga Siang ini
Disusul kemudian Balai Desa Oro-Oro Ombo 217 jiwa, SMPN 2 Pronojiwo, SDN 2 Sumberurip 119 jiwa, Balai Desa Sumberurip 228 jiwa, Balai Desa Penanggal 131 jiwa.
Follow Berita Okezone di Google News