Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Clotilda, Kapal Pengangkut Budak Terakhir dari Afrika ke Amerika Serikat

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 14 Desember 2022 |06:14 WIB
Kisah Clotilda, Kapal Pengangkut Budak Terakhir dari Afrika ke Amerika Serikat
Perbudakan di Amerika Serikat/Foto: BBC
A
A
A

Kerinduan terhadap tanah air mendorong mereka mendirikan komunitas yang hangat, yang memadukan tradisi Afrika dan cara hidup tradisional warga Amerika, seperti memelihara ternak dan mengelola lahan pertanian.

Sebagai salah satu kota pertama yang didirikan dan dikendalikan oleh keturunan Afrika-Amerika di AS, Africatown memiliki gereja sendiri, tempat pangkas rambut, dan berbagai toko, yang salah satunya dimiliki paman Patterson.

Ada pula Mobile County Training School, yaitu sebuah sekolah umum yang menjadi tulang punggung masyarakat setempat.

Namun, lingkungan yang dulu semarak ini mengalami masa-masa sulit ketika jalan bebas hambatan dibangun di jantung daerah ini pada tahun 1991. Polusi industri juga membuat banyak penduduk yang tersisa akhirnya berkemas dan pergi.

"Kami bahkan tidak bisa menjemur cucian karena akan tertutup abu produk dari tangki penyimpanan minyak dan pabrik di pinggiran Africatown," kata Patterson.

Komunitas Africatown yang membengkak menjadi 12.000 orang pada tahun 1960, kini menyusut hingga hanya sekitar 2.000 orang.

Eksodus, kemiskinan, dan bekas kerusakan lingkungan terlihat saat Patterson melaju lebih jauh ke Africatown. Kawasan itu dipenuhi pabrik-pabrik yang ditinggalkan.

Namun Africatown berubah, sekali lagi. Setelah penemuan bangkai kapal, muncul keinginan untuk membangun kembali dan melestarikan tempat bersejarah ini.

Perhatian sekelompok orang dan dana memengaruhi segalanya, dari hubungan pribadi, sejarah hingga masa depan permukiman tersebut.

Meski kisah kapal pengangkut budak Clotilda diketahui dan kehidupan para penyintasnya didokumentasikan secara baik dalam foto, wawancara, bahkan cuplikan film, tanpa bukti bangkai kapal, sejarahnya akan tetap terkubur.

Dan tanpa penemuan itu, masyarakat kulit putih tidak akan berkepentingan untuk mengakui fakta tentang sekelompok orang Afrika yang datang untuk diperbudak ini.

Penemuan bangkai kapal dapat mempertegas kisah para penyintas dan memulihkan kebenaran setelah beberapa dekade penyangkalan.

(Nanda Aria)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement