Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lubang Hitam Supermasif Jutaan Kali Lebih Besar dari Matahari, Bagaimana Itu Terbentuk?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 17 Desember 2022 |06:02 WIB
Lubang Hitam Supermasif Jutaan Kali Lebih Besar dari Matahari, Bagaimana Itu Terbentuk?
Ilustrasi. (Foto: Getty Images)
A
A
A

"Ada juga teori tentang 'lubang hitam primordial', yang mengatakan lubang hitam mungkin terbentuk dan membesar sebelum adanya bintang-bintang. Tapi ini adalah wilayah yang tak diketahui, karena kita tidak punya bukti observasi untuk teori ini."

Oleh karena itu, dia meyakini bahwa kisah sebenarnya bagaimana lubang hitam terbentuk belum diceritakan.

"Semakin kita menggali, semakin kita temukan ada masalah dengan ide-ide yang sebelumnya kita pahami. Kita kehilangan sesuatu yang penting."

Peralatan observasi generasi sekarang mulai bisa mengisi kekosongan data ini. Namun para ilmuwan masih membutuhkan detektor yang lebih besar dari yang sudah ada sekarang.

Pada 2030-an, NASA dan Badan Luar Angkasa Eropa (ESA) akan meluncurkan Antena Laser Interferometer Luar Angkasa (LISA), yang terdiri dari tiga satelit terbang dalam formasi segitiga, dengan sisi sepanjang 2,5 juta kilometer.

Sebelumnya, sudah ada petunjuk bagaimana gelombang gravitasi yang diciptakan oleh lubang hitam menyapu kita.

Pada awal 2021, para astronom mengumumkan mereka telah mendeteksi perbedaan kecil dalam pulsa radiasi 45 pulsar — sekumpulan bintang yang melepaskan berkas cahaya secara berkala.

Meskipun belum dikonfirmasi, para peneliti menyiratkan bahwa ini mungkin terjadi karena 'latar belakang gravitasi' yang mungkin tercipta karena penggabungan lubang hitam supermasif.

Namun ada cara yang lebih langsung untuk mengamati lubang hitam. Teleskop Event Horizon baru-baru ini berhasil mengambil foto pertama lubang hitam.

Teleskop ini mengungkap lebih banyak tentang sifat mereka dan efek gravitasi dan magnet yang mereka sebabkan pada galaksi yang mereka huni.

Para ahli astrofisika juga dapat melacak pergerakan bintang dalam orbit di sekitar lubang hitam di inti galaksi, mengekstrapolasi informasi tentang objek masif yang berada di pusatnya.

"Ada korelasi yang erat, semakin banyak massa yang dimiliki sebuah galaksi, semakin besar pusat lubang hitam supermasifnya," kata Neumayer.

"Objek-objek ini berkembang secara bertahap."

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement