Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lubang Hitam Supermasif Jutaan Kali Lebih Besar dari Matahari, Bagaimana Itu Terbentuk?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 17 Desember 2022 |06:02 WIB
Lubang Hitam Supermasif Jutaan Kali Lebih Besar dari Matahari, Bagaimana Itu Terbentuk?
Ilustrasi. (Foto: Getty Images)
A
A
A

Pelepasan energi adalah satu dari sekian banyak cara lubang hitam membuka rahasianya. Ketika sebuah lubang hitam bergabung atau bertabrakan dengan objek yang kurang padat seperti bintang neutron, peristiwa tersebut menciptakan riak di ruang-waktu yang disebut gelombang gravitasi.

Gelombang ini kemudian bergerak di dalam kosmos dengan kecepatan cahaya dan pertama kali berhasil dideteksi dari Bumi pada 2015.

Sejak itu, observatorium besar seperti Laser Interferometer Gravitational-wave Observatories (Ligo) di Amerika Serikat dan Fasilitas Virgo di dekat Pisa, Italia, telah mencatat gelombang-gelombang yang diakibatkan oleh tabrakan seperti ini.

Meskipun observatorium-observatorium ini menggunakan instrumen yang besarnya mencapai beberapa kilometer, mereka hanya mampu mendeteksi gelombang dari lubang hitam dengan ukuran sedang.

"Ligo bisa mendeteksi penggabungan hingga sekitar 150 massa matahari," kata Nadine Meumayer, yang memimpin kelompok penelitian Galactic Nuclei di Max Planck Institute for Astronomy.

"Lubang hitam berukuran sedang bisa jadi adalah 'benih' dari lubang hitam supermasif," kata dia.

Lubang hitam dengan massa sedang, ujarnya, boleh jadi terbentuk di tahap awal Semesta ketika awan gas raksasa hancur atau bintang-bintang bertabrakan.

Dalam lingkungan Semesta muda yang masih sempit, tabrakan satu sama lain di antara lubang hitam berukuran sedang, ditambah akresi dari materi-materi di sekitarnya, bisa mempercepat pertumbuhannya ke skala supermasif.

Namun, ada masalah dalam teori ini. Semesta di masa awalnya juga sangat panas. Awan-awan gas pasti terkungkung dengan radiasi, yang memberi mereka energi terlalu besar untuk hancur. Dan dalam kosmos yang padat sekalipun, hukum fisika membatasi tingkat maksimal daya hisap lubang hitam.

Volonteri berujar, setiap penjelasan dan teori tentang lubang hitam yang ada saat ini memiliki "kelemahan dan permasalahan", yang membuat para ilmuwan tak punya jawaban pasti.

"Pada teori yang melibatkan 'proses dinamis', artinya lubang hitam terbentuk dari banyak bintang alih-alih satu, mungkin terjadi. Tapi proses ini harus terjadi dalam kondisi yang sangat spesifik," kata dia.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement