MALANG - Polres Malang masih mendalami dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh puluhan santri pondok pesantren (Ponpes) An-Nur 1 Bululawang ke satu santri. Kasus ini mencuat setelah orang tua korban MF (16) melaporkan kejadian ini pada Jumat sore (16/12/2022) ke Mapolres Malang.
"Sudah ada laporan, sejauh ini pelapor (orang tua korban) dan korban sudah kami mintai keterangan," ucap Kasatreskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizki Saputro, saat dikonfirmasi MPI, pada Sabtu malam (17/12/2022).
 BACA JUGA: Orang Tua Santri Ponpes An-Nur Malang Korban Pemukulan Tuntut Pertanggungjawaban Pondok
Sejauh ini mantan Kasatreskrim Polres Gresik ini berencana memanggil pihak Ponpes An-Nur 1 untuk dimintai keterangan. Namun polisi masih menunggu hasil visum dari luka di tubuh terduga korban keluar.
"Saat ini masih menunggu hasil visum, rencana kita akan memanggil pihak dari pesantren," ungkapnya.
Sementara itu Annisa ibu korban menuturkan, anaknya memang sudah menempa ilmu di Ponpes An-Nur selama 3,5 tahun. Saat masih SMP ia juga tiga tahun menghabiskan pendidikan di Ponpes An-Nur 2, sebelum akhirnya melanjutkan mondok di Ponpes An-Nur 1, yang lokasinya bersebelahan. Menariknya selama mondok di Ponpes An-Nur 1 itulah peristiwa kehilangan baju dan uang kerap kali dialami anaknya dan beberapa santri lain.
 BACA JUGA:Hujan Deras Disertai Angin Kencang Terjang Puluhan Rumah di Bekasi
"Uang (hilang itu) sudah biasa cumanya kan gak sampai sepeti ini kondisinya, sampai pemukulan bersama - sama, melihat itu kondisi ini sering terjadi akhir-akhir ini di pondok-pondok dan tanpa pengawasan, mendal istilahnya," ungkap Annisa ditemui di rumahnya di Perumahan Villa Podo Rukun, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Bahkan ia telah berusaha beberapa kali melaporkan kejadian hilangnya uang sang anaknya berinisial MF ke pengajar di SMK An-Nur dan Ponpes An-Nur 1, tapi tanggapannya kurang direspon. Puncaknya ketika anaknya dituduh mencuri dan dikeroyok oleh para santri lainnya, ia dan suaminya berusaha mengonfirmasi ke pihak Ponpes An-Nur 1, namun tak ada jawaban yang memuaskan.
"Padahal saya sudah kasih tahu kalau sudah lapor polisi dan sebagainya, tapi tanggapan flat (datar) cuma itu, terus di ustad di pondok sendiri juga ini juga saya kumpulkan dikatakan pak kayak gini - gini kayak hal biasa gitu," tuturnya.
Pihak keluarga melalui sang ayah korban Herdy Arlianto juga meminta agar kasus pengeroyokan yang terjadi menimpa anaknya diusut sampai tuntas. Apalagi aksi dugaan pengeroyokan ini dilakukan oleh banyak santri dengan rentang waktu cukup lama dari Jumat dini hari sekitar pukul 00.00 WIB lebih hingga menjelang subuh.
Follow Berita Okezone di Google News