Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Rusia: Kunjungan Zelensky ke Washington Tunjukkan Ukraina Maupun AS Tidak Ingin Perdamaian

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 23 Desember 2022 |07:15 WIB
Rusia: Kunjungan Zelensky ke Washington Tunjukkan Ukraina Maupun AS Tidak Ingin Perdamaian
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan Presiden AS Joe Biden (Foto: Twitter/@POTUS)
A
A
A

RUSIA - Rusia mengecam keras Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang melakukan kunjungan ke Washington, Amerika Serikat (AS). Dia menuduh AS melakukan perang tidak langsung melawannya.

Dalam kunjungannya itu, Presiden AS Joe Biden telah menjanjikan USD1,85 miliar (Rp29 triliun) bantuan militer untuk Ukraina. Termasuk sistem rudal canggih untuk membantu menjaga dari serangan Rusia. Dalam pidato yang berapi-api di hadapan anggota parlemen AS, Zelensky menyambut baik bantuan tersebut.

Namun Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan "tindakan provokatif" ini akan mengarah pada eskalasi dengan konsekuensi yang parah.

BACA JUGA: 'Perang Imej' Antara Putin vs Zelensky, Siapa yang Menang?

Moskow telah mengeluh bahwa tidak ada seruan untuk perdamaian yang terdengar selama perjalanan Presiden Zelensky ke Washington. Juru bicara Dmitry Peskov menggambarkan ini sebagai bukti bahwa AS melakukan perang proksi dengan Rusia.

BACA JUGA:  Terbang ke AS Bertemu Biden, Presiden Ukraina Menangkan Lebih Banyak Dukungan Militer Lawan Rusia

"Pembicaraan di Washington telah menunjukkan bahwa baik Ukraina maupun Amerika Serikat tidak mencari perdamaian. Mereka hanya berniat melanjutkan pertempuran," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova, dikutip BBC.

Komentator Rusia ini berulang kali menuduh AS "memompa Ukraina dengan senjata".

Menandai perjalanan luar negeri pertamanya sejak dimulainya invasi, Zelensky mengatakan kepada Kongres bahwa negaranya "hidup dan kuat" dan tidak akan pernah menyerah kepada Moskow.

Selain paket USD1,85 miliar yang telah diumumkan, USD45 miliar bantuan darurat AS lainnya saat ini sedang diajukan ke Senat.

Zelensky berharap dana tambahan ini akan disetujui untuk membantu mempertahankan nilai-nilai dan kemandirian mereka.

Tapi ada tanda-tanda bahwa dukungan AS kemungkinan akan menghadapi pengawasan politik yang lebih besar. Dukungan Republik untuk bantuan lanjutan telah terkikis.

Dalam sebuah survei yang dilakukan pada bulan November, lebih dari setengah pemilih Republik mendukung bantuan ke Ukraina - turun dari 80% pada bulan Maret.

Partai, yang akan mengambil alih DPR pada Januari, telah memperingatkan tidak akan menulis "cek kosong" untuk Ukraina.

Tetapi Biden telah bersumpah untuk tetap bersama Ukraina "selama diperlukan".

Zelensky, yang melakukan perjalanan dengan jet Angkatan Udara AS dari kota Rzeszow di Polandia, mengatakan bahwa "terlepas dari perubahan Kongres", dia yakin akan ada dukungan bipartisan untuk negaranya.

Sebagai sekutu terpenting Ukraina, AS telah memberikan USD50 miliar (Rp778 triliun) bantuan kemanusiaan, keuangan, dan keamanan, jauh lebih banyak daripada negara lain mana pun.

Dalam perjalanan pulang dari Washington, Zelensky berhenti di Polandia dan bertemu dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, salah satu sekutu terkuatnya.

Keduanya membahas kunjungan AS serta rencana strategis untuk masa depan.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, militer AS memperkirakan bahwa setidaknya 100.000 tentara Rusia dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas atau terluka, bersama dengan sekitar 40.000 kematian warga sipil.

Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) telah mencatat 7,8 juta orang sebagai pengungsi dari Ukraina di seluruh Eropa, termasuk Rusia. Namun, angka tersebut tidak termasuk mereka yang terpaksa meninggalkan rumah mereka tetapi tetap tinggal di Ukraina.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement