Ia menyebutkan, pada 2022 ini ada dua kejadian gempa bumi yang meskipun kejadiannya jarang hanya dua kali gempa signifikan dari 28 kali. Namun, mengakibatkan korban cukup banyak daripada kejadian banjir yang 1.493 kali kejadian.
“Selama 2022 ini dari korban yang 844, itu mungkin 80% nya dari gempa. Meskipun kalau kejadiannya lebih dari 95% itu adalah hidrometeorologi basah, banjir, banjir bandang, tanah longsor. Tapi kalau korban itu lebih 80% itu dari gempa, dari kejadian bencana geologis,” ucap Aam.
Ia mengatakan, ada 7 provinsi yang tercatat dalam 10 tahun terakhir masih menjadi provinsi dengan kejadian bencana paling banyak. “Tetapi ada baiknya kita lihat distribusi spasialnya sebenarnya kita lihat Aceh, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan. Ini adalah 7 provinsi yang dalam 10 tahun terakhir itu menjadi yang tertinggi di Indonesia.”
“Saya menyampaikan kalau kita hitung jumlahnya dari 7 provinsi ini kalau mereka bisa mengurangi di tahun depan 50% saja, setengah dari kejadian bencana tahun depan itu kita bisa mengurangi kejadian bencana secara nasional itu lebih dari 20%,” tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)