SEOUL - Di banyak kebudayaan, menanyakan usia orang yang baru berkenalan dengan kita kerap dianggap tak sopan. Tapi di Korea Selatan, itu termasuk pertanyaan yang diajukan pertama kali. Mengapa itu penting?
Di Korea Selatan, orang lebih memperhatikan usia dibanding di negara lain. Hal ini terjadi karena mengingat di negara itu ada tiga cara untuk menghitung usia.
Menurut sistem tradisional Korea, orang Korea Selatan dianggap sudah berusia satu tahun ketika lahir, dan mereka semua bertambah usianya otomatis di hari Tahun Baru, tidak peduli, kapan sebetulnya hari kelahiran mereka.
BACA JUGA: Kenapa Masyarakat Korea Selalu Menanyakan Umur Orang yang Baru Dikenalnya?
Untuk keperluan legal dan administratif, Korea Selatan mengunakan sistem penghitungan internasional sejak 1962. Tapi untuk usia di mana orang mulai diizinkan minum alkohol, merokok atau bertugas di militer, mereka menggunakan "sistem tahun kalender", yaitu tahun berjalan dikurang tahun kelahiran.
BACA JUGA: Peristiwa 27 Desember: Semenanjung Korea Terpecah Jadi Korsel dan Korut
Penggunaan sistem yang berbeda-beda ini bisa menciptaan kondisi yang bisa membuahkan kebingungan kapan saja. Yang paling baru adalah selama pandemi virus Covid-19, ketika kejelasan tentang kelayakan menerima vaksinasi sulit ditemukan.
Tapi pihak berwenang berharap, awan gelap yang menyelubungi kepastian akan terurai Juni 2023, ketika pada dokumen-dokumen resmi negara itu akan mulai menggunakan sistem penghitungan usia internasional saja.
Banyak orang mendukung rencana perubahan itu, bersukacita karena tiba-tiba menjadi lebih muda satu atau dua tahun, sementara yang lain menyambut berita dengan desahan lega.
"Sistem penghitungan usia Korea berbelit-belit dan membingungkan, bahkan bagi orang asli Korea," begitu dikatakan Sophie Choi, kepada DW.
Bagi banyak orang, usia hanya angka saja. Tapi bukan berarti masalahnya dianggap enteng di Korea Selatan.