JAKARTA - Pemerintah Jepang akan mengambil langkah penting ke arah pelonggaran pembatasan militer pascaperangnya pada bulan ini, demikian dinukil VoA Indonesia.
Dengan kebijakan baru itu, Jepang yang menjadi raksasa di Asia itu memainkan peran lebih besar dalam masalah keamanan regional dan global.
Berdasarkan Strategi Keamanan Nasional (NSS) baru dan dua dokumen lain yang dirilis pada pertengahan Desember, Jepang mengungkapkan akan melipatgandakan pengeluaran pertahanan selama lima tahun mendatang. Sehingga untuk pertama kalinya mengerahkan rudal yang dapat menghantam target militer di negara-negara lain.
Baca juga: Imbas Covid Melonjak, Jepang Wajibkan Tes Covid Negatif untuk Wisatawan Asal China
Kebijakan itu mendobrak tabu puluhan tahun di Jepang. Negara ini menganut postur pertahanan yang relatif terkendali di bawah konstitusi pasifis yang disusun oleh AS setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.
Baca juga: Antisipasi Ancaman Keamanan, Jepang Setujui Senjata Jarak Jauh
“Dengan mewujudkan visi yang dimuat dalam tiga dokumen, Jepang mungkin pada akhirnya akan menjadi ‘negara normal’ dalam arti kemampuannya membela diri,” kata Tobias Harris, spesialis politik Jepang dan deputi direktur di German Marshall Fund dilansir, Kamis (29/12/2022).
“Tetapi dokumen-dokumen itu adalah hasil proses jangka panjang pemikiran mengenai lingkungan ancaman Jepang yang berubah,” kata Harris dalam sebuah posting di blog.