BRASIL - Kekerasan telah mencengkeram Brasil karena mantan Presiden Jair Bolsonaro belum secara eksplisit mengakui kekalahan pemilihannya, meskipun pemerintahannya mengatakan akan bekerja sama dengan transisi kekuasaan.
Seperti diketahui, politisi sayap kiri veteran, yang dikenal luas sebagai Lula, juga memimpin negara itu antara 2003 dan 2010 telah mengalahkan Jair Bolsonaro dalam pemilihan pada Oktober lalu.
Dalam pidato pertamanya, Lula bersumpah untuk membangun kembali sebuah negara di "reruntuhan yang mengerikan". Dia mengecam kebijakan pendahulunya, Bolsonaro yang terbang ke Amerika Serikat (AS) pada Jumat (30/12/2022) untuk menghindari upacara serah terima.
Dikutip CNN, menurut departemen keamanan Distrik Federal, kehadiran keamanan di pelantikan Lula tinggi, karena sekitar 8.000 agen keamanan dari beberapa pasukan keamanan dikerahkan pada Minggu (1/1/2022).
BACA JUGA: Lula da Silva Resmi Dilantik Sebagai Presiden Brasil, Bolsonaro Terbang ke AS
Polisi Negara Bagian Distrik Federal dalam sebuah pernyataan mengatakan sebelumnya pada Minggu (1/1/2023), seorang pria ditangkap di Brasilia setelah dia tertangkap mencoba masuk ke pesta pelantikan dengan membawa pisau dan kembang api. Tersangka melakukan perjalanan dari Rio de Janeiro.
Tersangka, yang diidentifikasi sebagai manajer pom bensin berusia 54 tahun, George Washington de Oliveira Sousa, adalah seorang pendukung Bolsonaro. Melalui sebuah pernyataan kepada polisi, yang dilihat oleh CNN, dia mengatakan diirnya bermaksud "menciptakan kekacauan" untuk mencegah Lula menjabat lagi di bulan Januari.