Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sel Saraf dalam Otak Manusia Lebih Banyak Dibandingkan Jumlah Bintang di Galaksi

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Rabu, 04 Januari 2023 |04:40 WIB
Sel Saraf dalam Otak Manusia Lebih Banyak Dibandingkan Jumlah Bintang di Galaksi
Sel saraf dalam otak manusia lebih banyak dibandingkan jumlah bintang di galaksi. (via BBC)
A
A
A

Pengetahuan kita tentang otak berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup baik individu maupun masyarakat secara keseluruhan.

Apa yang belum diteliti tentang otak dan kapan kita akan mengetahuinya?


Kita telah mempelajari tentang proses tertentu dari otak, tetapi masih belum ada teori yang menjelaskan fungsi umumnya.

Lebih jauh, pengetahuan baru tersebut menimbulkan pertanyaan baru. Kita bisa bertanya pada diri sendiri apakah kita akan pernah bisa memecahkan teka-teki otak sepenuhnya.

Apakah otak adalah mesin yang sempurna?

Saya tidak akan berbicara tentang kesempurnaan, tetapi kompleksitas dan potensi.

Sepanjang hidup kita, otak kita terus-menerus berubah. Maka dari itu, otak adalah organ yang fleksibel dan adaptif.

Neuroplastisitas, kapasitas sistem saraf untuk memodifikasi atau beradaptasi terhadap perubahan, memungkinkan neuron untuk mengatur ulang sendiri dengan membentuk koneksi baru dan menyesuaikan aktivitasnya sebagai respons terhadap perubahan lingkungan.

Dengan kata lain, pengalaman kita mengubah otak kita secara permanen.

Ini adalah salah satu mekanisme utama yang membuat spesies kita berevolusi dan beradaptasi dari waktu ke waktu.

Buku terbaru Anda berjudul 'The Brain of the Future'. Apa yang akan menjadi masa depan otak?

Secara anatomis, otak tidak akan berubah selama berabad-abad.

Dengan teknologi baru yang sedang dikembangkan, kita dapat berpikir bahwa mungkin di masa depan otak kita akan lebih dipengaruhi oleh rekayasa genetika dan [kemungkinan] bioteknologi untuk mengembangkan kemampuan kita.

Saat ini, kita dapat memanipulasi gen melalui seleksi buatan dan memodifikasi sifat biologis.

Teknologi memungkinkan pengembangan jaringan buatan, seperti kulit yang terbuat dari plastik, dan perangkat seperti retina buatan atau implan koklea, misalnya.

Kemungkinan besar dalam beberapa ratus tahun ke depan akan memungkinkan untuk membuat atau meregenerasi jaringan saraf yang menyusun otak.

Ini akan memiliki implikasi penting untuk pengobatan penyakit yang saat ini belum ada obatnya, seperti demensia.

Beberapa orang meyakini teknologi baru akan membuat kita berhenti menggunakan otak kita. Apakah memang demikian?

Tidak, tidak sama sekali.

Tidak ada mesin yang bisa menggantikan otak kita.

Pikiran kita lebih dari sekadar pemroses data. Pikirkan tentang semua kemampuan otak kita, seperti memahami pikiran manusia lain, merasakan sakitnya, menanggapinya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement