IRAN - Iran mengatakan telah menutup sebuah institut Prancis yang berbasis di Teheran terkait kartun "asusila" dari pemimpin tertingginya di majalah satir Prancis, Charlie Hebdo.
Edisi terbaru Charlie Hebdo menampilkan karikatur yang mengejek Ayatollah Ali Khamenei dan sesama ulama Muslim Syiah yang dikirim oleh pembaca untuk mendukung protes anti-pemerintah di Iran. Beberapa kartun di antaranya eksplisit secara seksual.
Kementerian luar negeri Iran mengatakan menutup Institut Riset Prancis di Iran adalah "langkah pertama" sebagai tanggapan.
BACA JUGA: Kartun Charlie Hebdo Kembali Buat Kontroversi, Iran Panggil Dubes Prancis
Kementerian menyatakan tindakan itu akan mengancam aksi ebih lanjut jika Prancis tidak "meminta pertanggungjawaban para pelaku dan sponsor dari kasus penyebaran kebencian seperti itu".
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian memperingatkan dalam sebuah tweet pada Rabu (4/1/2023) bahwa "tindakan penghinaan dan ofensif" penerbitan kartun terhadap "otoritas agama dan politik negaranya tidak akan berjalan tanpa tanggapan yang efektif dan tegas".
Juru bicara Kementerian luar negeri Nasser Kanani memanggil duta besar Prancis di Teheran untuk mengatakan kepadanya bahwa pihaknya tidak memiliki hak untuk membenarkan sikap tidak hormat terhadap kesucian negara lain dan negara Islam dengan dalih kebebasan berbicara".
Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan berakhirnya kegiatan French Institute of Research di Iran, kementerian luar negeri mengatakan pihaknya juga meninjau hubungan budaya dengan Prancis dan kegiatan budaya Prancis di Iran.