Protes yang dipimpin wanita terhadap lembaga ulama Iran meletus pada September lalu setelah kematian seorang wanita dalam tahanan yang ditahan oleh polisi moralitas karena diduga mengenakan jilbabnya, atau kerudung secara tidak benar.
Pihak berwenang menggambarkan protes itu sebagai "kerusuhan" yang didukung asing dan ditanggapi dengan kekuatan mematikan.
Menurut Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA), sejauh ini, setidaknya 516 pengunjuk rasa telah tewas dan 19.260 lainnya ditangkap. Dua dari mereka yang ditahan dieksekusi bulan lalu setelah persidangan yang menurut kelompok hak asasi manusia adalah kegagalan besar dalam proses peradilan.
(Susi Susanti)