Lembaga ini diketahui didirikan pada 1983 dan berafiliasi dengan kementerian luar negeri Prancis. Lembaga itu telah ditutup selama bertahun-tahun sebelum dibuka kembali selama kepresidenan Hassan Rouhani, seorang moderat yang menjabat antara 2013 dan 2021.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna telah mengatakan kepada LCI TV sebelum pengumuman bahwa kebebasan pers ada di Prancis, bertentangan dengan apa yang terjadi di Iran dan penistaan bukanlah pelanggaran di bawah hukum Prancis.
Seperti diketahui, Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Ayatollah Khamenei dalam edisi khusus yang menandai peringatan delapan tahun serangan di kantornya di Paris oleh militan Islamis Sunni yang mengklaim sebagai pembalasan atas keputusan majalah tersebut untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Dua belas orang tewas, termasuk lima kartunis majalah tersebut.
Majalah tersebut mengatakan telah menerima lebih dari 300 kartun dari pembaca dan "ribuan ancaman" setelah meluncurkan sebuah kompetisi untuk "mendukung perjuangan rakyat Iran yang berjuang demi kebebasan mereka, dengan mengejek pemimpin agama ini dari masa lampau".
Salah satu dari lebih dari 30 kartun yang diposting di situs web Charlie Hebdo menggambarkan Ayatollah Khamenei berpegangan pada singgasana raksasa di atas kepalan tangan pengunjuk rasa. Yang lain menggambarkan seorang wanita mengencingi pemimpin tertinggi. Sampul depan adalah kartun barisan ulama yang berjalan ke vagina wanita telanjang dengan pesan: "Mullah, kembalilah ke tempat asalmu."