JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang menyebar pada 2020 menyebabkan dampak global pada kehidupan manusia di seluruh dunia, menjadikan tahun itu dinilai menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah.
Dampak pandemi Covid-19 begitu dahsyat, bahkan hingga saat ini dunia masih berusaha pulih dari kehancuran ekonomi dan mengadopsi kenormalan baru.
Namun, nyatanya 2020 bukanlah satu-satunya tahun terburuk dalam sejarah dalam sejarah panjang umat manusia. Berikut beberapa tahun yang masuk dalam kategori tersebut, sebagaimana dilasnir dari List Verse:
BACA JUGA:Â 'Tahun Tanpa Musim Panas', Masa Kelam yang Pengaruhi Dunia Hingga Kini
1. 536 M
Abad keenam atau tepatnya 536 M bukanlah waktu yang tepat untuk menjadi manusia. Bencana demi bencana turut membumihanguskan kehidupan pada masa ini.
Kegelapan dimulai saat letusan gunung berapi di Islandia mulai memunculkan awan abu yang menyelimuti sebagian besar benua Eropa. Selain itu, letusannya sangat besar yang dapat mempengaruhi perubahan iklim global, sehingga hampir tidak mungkin untuk berhasil bercocok tanam. Hal ini mengakibatkan kelaparan, wabah penyakit, dan kematian yang meluas.
Dampak lain dari gunung berapi ini adalah penurunan suhu musim panas sekitar 1,6–2,7°C, mengakibatkan salju musim panas di Tiongkok yang tercatat dekade terdingin selama 2.300 tahun terakhir.
BACA JUGA:Â Wabah Flu Spanyol Menewaskan 50 Juta Orang, Apa yang Berubah Setelahnya?
2. 1945
Tidak dapat disangkal bahwa Perang Dunia II menjadi salah satu konflik paling kelam dan paling mematikan dalam sejarah dunia. Lebih banyak orang tewas dalam konflik global itu daripada perang lainnya.
Perang Dunia II berakhir pada Agustus 1945, dan kemenangan itu harus dibayar mahal. Amerika Serikat (AS) menjatuhkan dua bom atom di Jepang, mengakibatkan lebih dari 400.000 korban jiwa. Selain itu, pengeboman di Tokyo mengakibatkan 2.000 ton bom pembakar jatuh di kota tersebut, mengakibatkan kematian antara 80.000 dan 130.000 warga sipil.
Meski perang berakhir, tetapi kemenangan tersebut tidak berarti berakhirnya penderitaan global. Diperkirakan 3% dari populasi dunia telah mati, dengan perkiraan jumlah kematian antara 70 dan 85 juta orang.
Follow Berita Okezone di Google News
3. 1918
Wabah Flu Spanyol mulai bermunculan saat berakhirnya Perang Dunia I yang disebabkan oleh virus Influenza A H1N1. Kasus pertama yang tercatat muncul saat kembalinya anggota militer di Kansas pada tahun 1918.
Virus itu diyakini telah dibawa ke Amerika Serikat melalui pasukan yang kembali dari perang, dan menyebar dengan cepat. Dalam dua tahun sejak kasus pertama, sekira 500 juta orang di seluruh dunia terinfeksi, yang merupakan hampir sepertiga dari populasi global saat itu.
Tingkat kematian strain Influenza jauh berbeda dengan flu biasa yang menyebar setiap tahun. Alih-alih membunuh orang tua, muda, dan lemah, Flu Spanyol menginfeksi dan membunuh orang dewasa muda dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Seseorang yang terinfeksi H1N1 Influenza A sering meninggal dalam waktu 24 jam, membuat pengobatan menjadi sangat sulit. Tentu saja, itu tidak membantu karena tidak ada pengobatan atau vaksin flu.
Virus tersebut menyebabkan pandemi flu paling mematikan hingga saat ini, tetapi bukan hanya virusnya yang mematikan. Kombinasi virus dan kekurangan gizi selama bertahun-tahun, kebersihan yang buruk, dan lusinan faktor lain yang disebabkan oleh Perang Besar akhirnya menghasilkan wabah paling mematikan di abad ke-20.
4. 1816
Banyak sejarawan menyebut tahun 1816 sebagai "Tahun Tanpa Musim Panas" karena rata-rata penurunan suhu global. Penurunan suhu tersebut diakibatkan oleh letusan Gunung Tambora yang terletak di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada 1815.
Tak hanya membunuh lebih dari 71.000 orang di Pulau Sumbawa, tapi abu yang dilepaskan dari letusan dahsyat itu menciptakan anomali iklim global. Musim dingin vulkanik yang diakibatkannya menyebabkan “krisis penghidupan besar terakhir di Dunia Barat”, yang memengaruhi Eropa Barat dan Amerika Utara bagian Timur.
Orang-orang mengalami cuaca beku dan hujan salju yang ekstrem di bulan Juni, dan sungai-sungai tetap membeku hingga Agustus. Orang-orang yang terkena dampak perubahan cuaca tidak mengalami musim panas pada tahun dan gagal panen. Hal ini menyebabkan kelaparan dan kematian yang meluas di belahan bumi utara.
5. 1347
Mulai tahun 1346, wabah pes menyebar ke seluruh Eurasia dan Afrika Utara, membunuh lebih banyak orang daripada pandemi lainnya dalam sejarah manusia. Wabah pertama kali diidentifikasi di Krimea pada tahun 1347, dan dari sana, menyebar seperti api.
Wabah ini disebabkan oleh bakteri bernama Yersinia pestis, yang disebarkan oleh kutu. Pada abad ke-14, kutu merupakan masalah yang jauh lebih besar daripada saat ini, sehingga penyakit sampar menyebar dengan cepat. Sayangnya, itu juga ditularkan melalui kontak orang ke orang, sehingga berbahaya untuk merawat siapa pun yang terserang penyakit tersebut.
Black Death tercatat sebagai pandemi paling fatal yang pernah tercatat, dan dampaknya bertahan lama. Ketika wabah itu akhirnya berakhir pada tahun 1353, sebanyak 60% penduduk Eropa tewas. Ini meninggalkan kesenjangan besar dalam masyarakat yang sebagian besar agraris, membuat pemulihan menjadi sulit dan lambat.
6. 74.000 tahun lalu
Letusan Gunung Toba merupakan letusan supervulkanik berteori yang terjadi sekitar 74.000 tahun yang terjadi di Indonesia. Tanggal pastinya tidak diketahui, tetapi penelitian DNA manusia dan bukti geologis pada waktu itu menunjukkan bahwa letusan besar-besaran menyebabkan kematian sebagian besar populasi manusia pada saat itu.
Meskipun tidak mungkin untuk mengatakan dengan tepat berapa banyak manusia tewas pada musim dingin vulkanik yang berlangsung sekitar satu dekade, para ilmuwan telah menemukan berapa banyak yang bertahan hidup. Diyakini bahwa populasi manusia berkurang menjadi 3.000–10.000 orang, menunjukkan bahwa umat manusia hampir punah sejak lama.
Letusannya sangat masif, menyebabkan musim dingin vulkanik yang berlangsung selama bertahun-tahun, mendinginkan planet sekitar 3–5°C. Pada saat yang sama, orang-orang di Eropa dan Asia menanggung beban dampak letusan gunung Toba.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.