Tetapi di luar kota-kota besar, sulit untuk mengetahui bagaimana orang - terutama di daerah pedesaan China - menanggapi perubahan dalam pesan pemerintah.
Selama tiga tahun, media yang dikelola pemerintah menyajikan virus sebagai ancaman berbahaya bagi masyarakat, bersumpah akan mencapai "dinamis nol-Covid" untuk menjaga keamanan populasi.
Tetapi retorika itu telah diputarbalikkan dalam beberapa minggu terakhir, seiring melonjaknya kasus yang membuat dokter dan rumah sakit kewalahan.
Nyonya Li, 52 tahun di Beijing, berpendapat pemerintah melakukan hal yang benar selama dua tahun pertama tetapi seharusnya mengakhiri kebijakan nol-Covid pada awal 2022.
"Sekarang kami akhirnya melonggarkan semua kontrol, tapi ini terlalu mendadak. Pemerintah bisa saja melakukannya fase demi fase, wilayah demi wilayah. Juga musim dingin adalah musim terburuk untuk melakukannya. Mengapa tidak menunggu hingga musim semi berikutnya? Dan mengapa tidak pemerintah menyiapkan sumber daya yang cukup sebelum membuka?" ungkapnya.
"2022 adalah tahun terburuk bagi kami. Saya hanya bisa berdoa agar 2023 tidak menjadi lebih buruk lagi,” tambahnya.
(Susi Susanti)