KABUL - Para pejabat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sebuah organisasi bantuan bertemu dengan Taliban di Afghanistan. Pertemuan itu terjadi di tengah seruan yang semakin intensif agar para penguasa Islamis di negara itu mengakhiri apa yang digambarkan oleh seorang pejabat PBB sebagai "kampanye berbahaya" untuk mengecualikan perempuan dari kehidupan publik.
Pertemuan itu terjadi ketika Melissa Fleming, juru bicara PBB, mengatakan dalam komentar baru-baru ini bahwa kampanye sistematis oleh otoritas de facto negara itu untuk secara bertahap menghapus perempuan dari kehidupan publik dan menyangkal kontribusi mereka adalah tindakan tidak biasa yang merugikan diri sendiri.
Pernyataan Fleming itu muncul ketika Markus Potzel, utusan PBB untuk Afghanistan, mengadakan pertemuan berturut-turut dengan para menteri senior Taliban di ibu kota Afghanistan, Kabul. Potzel mendesak para pejabat Taliban untuk mencabut kebijakan yang melarang perempuan bersekolah dan bekerja untuk kelompok-kelompok bantuan, dengan alasan kondisi kemanusiaan yang mengerikan di negara itu.
 BACA JUGA: Bertemu Taliban, PBB Desak Pencabutan Larangan Pekerja Perempuan di LSM
Potzel mengadakan pertemuan terkini pada Minggu (8/1/2023) dengan menteri Taliban urusan promosi kebajikan dan pencegahan kejahatan, yang bertugas menafsirkan dan menegakkan hukum Islam versi Taliban.
"Larangan diskriminatif terbaru terhadap perempuan oleh Taliban mencegah (pengiriman) bantuan yang bisa menyelamatkan jiwa mencapai warga Afghanistan dan akan merugikan [ekonomi] Afghanistan," ungkap kantor Potzel mengutip pernyataannya kepada Muhammad Khalid Hanafi, dikutip VOA.
Follow Berita Okezone di Google News