JAKARTA -Aksi pembakaran kitab suci Alquran oleh politisi Swedia Rasmus Paludani di Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, beberapa waktu lalu terus mendapat kecaman dari berbagai pihak.
(Baca juga: Al-Quran Beberapa Kali Dibakar di Swedia, Ini Pelaku dan Alasannya)
Pimpinan Pusat Syarikat Islam (PP SI) mengecam aksi tersebut dan dinilai sebagai bentuk Islamphobia serta tindakan terorisme, radikalisme dengan berlindung atas nama kebebasan berekspresi adalah tindakan tidak bertanggung jawab yang dapat memicu reaksi yang lebih besar dari kelompok lainnya.
"Aksi politisi Swedia Rasmus Paludani adalah contoh Islamphobia akut dimana sebuah negara seperti Swedia yang mengklaim diri sebagai pengusung demokrasi dan HAM membiarkan dan memfasilitasi warganya membakar kitab suci agama lain dan ini bukan kejadian pertama kali tapi berulang kali yang direstui pemerintah Swedia," ujar Sekjen Pimpinan Pusat Syarikat Islam (PP SI) Ferry Juliantono, di Jakarta, Minggu (22/1/2023).
Dikatakan Ferry, tindakan Rasmus Paludani jika terus dibiarkan, maka seolah-olah Islam bisa jadi dianggap sebagai faktor penghambat kebebasan tanpa batas yang menjadi anak kandung kebebasan yang ada dalam demokrasi liberal didunia.
"Kami menyerukan kepada dunia bahwa ini adalah perjuangan bersama masyarakat Internasional khususnya umat Islam bahwa tindakan pembakaran Alquran di Swedia adalah kampanye Islamphobia,"ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News