Rudal Rusia Hujani Ukraina Setelah AS dan Jerman Setuju Kirim Tank untuk Kiev
KIEV - Pesawat tempur Rusia meluncurkan gelombang serangan rudal ke Ukraina pada jam sibuk pada Kamis, (26/1/2023), pagi. Warga Ukraina berlindung di tempat perlindungan saat pasukan pertahanan udara menembak jatuh salvo roket yang datang, kata para pejabat.
Peringatan serangan udara meraung di seluruh negeri saat orang-orang berangkat kerja. Di ibu kota Kiev, kerumunan orang berlindung di stasiun metro bawah tanah, dengan beberapa orang duduk di atas selimut atau kursi plastik kecil.
Rusia telah menargetkan jaringan listrik dengan serangan rudal dan pesawat tak berawak sejak Oktober, menyebabkan pemadaman listrik dan pemadaman lainnya selama musim dingin. Serangan rudal terbaru datang beberapa jam setelah serangan pesawat tak berawak semalam.
Seorang reporter Reuters mendengar suara rudal terbang di atas kepala pada ketinggian rendah, sekira 30 km dari Kiev.
"Sebanyak enam Tu-95 (pesawat tempur) telah lepas landas dari wilayah Murmansk dan meluncurkan rudal," kata Juru Bicara Angkatan Udara Yuriy Ihnat di televisi nasional, sebagaimana dilansir Reuters.
“Rudal Rusia pertama telah ditembak jatuh,” kata Andriy Yermak, kepala kantor kepresidenan.
Serangan udara itu terjadi beberapa jam setelah Amerika Serikat (AS) dan Jerman mengatakan mereka telah setuju untuk mengirim tank tempur ke Ukraina.
DTEK, produsen energi swasta terbesar Ukraina, mengatakan sedang melakukan pemadaman listrik darurat di ibu kota, Kiev, wilayah sekitarnya, dan juga wilayah Odesa dan Dnipropetrovsk karena bahaya serangan rudal.
Produsen listrik lain juga mengatakan mereka melakukan pemadaman listrik darurat di bagian lain negara itu.
Semalam, militer mengatakan pertahanan anti-pesawatnya telah menembak jatuh semua 24 drone yang dikirim oleh Rusia. Lima belas drone jatuh di sekitar ibu kota Kiev di mana tidak ada laporan kerusakan apapun.
(Rahman Asmardika)
