Share

Kritik Tajam Erdogan untuk Emmanuel Macron, Sebut Presiden Prancis Kehilangan Kredibilitas

Qur'anul Hidayat, Okezone · Selasa 31 Januari 2023 17:24 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 31 18 2756540 kritik-tajam-erdogan-untuk-emmanuel-macron-sebut-presiden-prancis-kehilangan-kredibilitas-zndVHz1fI2.jpg Recep Tayyip Erdogan. (Foto: Reuters)

ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik tajam Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Erdogan menyebut Macron sudah kehilangan kredibilitas di parlemen dan di mata dunia.

Melansir Anadolu Agency, Erdogan mengatakan Macron sebagai pemimpun yang ‘tidak jujur’. Dia menyebut tak ada martabat jika tak ada kejujuran.

“Kami ingin politik internasional dibangun di atas kejujuran. Di mana tidak ada kejujuran, tidak ada martabat. Tentu saja, ada banyak pemimpin seperti itu di dunia,” ucap Erdogan, pada pertemuan pemuda di Provinsi Bilecik, Turki, Minggu 29 Januari 2023.

“Sayangnya, dalam hubungan dengan Yunani di Mediterania, mereka mengabaikan Turki dan menjalin hubungan yang berbeda dengan mereka," lanjut Erdogan.

 Baca juga: 5 Fakta Pembakaran Alquran di Swedia, Ini Reaksi Keras Erdogan

Erdogan lantas menyebut Prancis dengan cepat kehilangan reputasinya di Afrika, termasuk di Mali dan Burkina Faso.

"Sekarang, dia (Emmanuel Macron) telah kehilangan kredibilitasnya di parlemen...Prancis terus-menerus kehilangan kredibilitas. Ini juga kehilangan kredibilitas di komunitas internasional," tuding Erdogan.

Kritik tajam Erdogan merujuk pada perkembangan terkini hubungan Prancis dengan negara-negara Afrika. Dia menyebut Prancis mengeksploitasi negara-negara Afrika.

Follow Berita Okezone di Google News

“Mali benar-benar putus hubungan dengan Prancis sekarang,” ucap Erdogan.

Tak hanya itu, Erdogan juga menyebut Burkina Faso telah memberi waktu satu bulan pada pasukan Prancis untuk meninggalkan negara tersebut,

Lalu pada bulan Januari, negara Afrika Barat itu menangguhkan perjanjian 2018 tentang penempatan tentara Prancis di wilayahnya. Hubungan antara Prancis dan bekas jajahannya menurun, dengan penduduk setempat menyalahkan Prancis karena dianggap tidak mampu memerangi kelompok ekstremis.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini