BRASILIA – Angkatan Laut Brasil pada Jumat, (3/2/2023) menenggelamkan sebuah kapal induk yang telah dinonaktifkan, meskipun kelompok pecinta lingkungan mengklaim kapal yang sebelumnya milik Prancis itu penuh dengan bahan beracun.
“Penenggelaman yang direncanakan dan dikendalikan terjadi sore hari” pada Jumat, sekira 350 kilometer (220 mil) di lepas pantai Brasil di Samudera Atlantik, di daerah dengan “perkiraan kedalaman 5.000 meter (16.000 kaki)” kata Angkatan Laut Brasil dalam sebuah pernyataan yang dilansir Associated Press.
Keputusan untuk menenggelamkan Sao Paulo yang berusia enam dasawarsa terjadi setelah pihak berwenang Brasil tidak berhasil menemukan pelabuhan yang bersedia menyambutnya.
Meskipun para pejabat pertahanan mengatakan mereka akan menenggelamkan kapal itu di "area teraman", para pencinta lingkungan menyerang keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa kapal induk tersebut mengandung berton-ton asbes, logam berat, dan bahan beracun lainnya yang dapat larut ke dalam air dan mencemari rantai makanan laut.
Basel Action Network (BAN) telah meminta Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva - yang mulai menjabat bulan lalu bersumpah untuk membalikkan kerusakan lingkungan yang melonjak di bawah mantan presiden sayap kanan Jair Bolsonaro - untuk segera menghentikan rencana "berbahaya".
Dibangun pada akhir 1950-an di Prancis, Sao Paulo melayani di angkatan laut negara Eropa itu selama 37 tahun dengan nama Foch. Kapal induk itu telah mendapat tempat dalam sejarah angkatan laut abad ke-20.
Kapal induk tersebut ikut ambil bagian dalam uji coba nuklir pertama Prancis di Pasifik pada 1960-an, dan penempatan di Afrika, Timur Tengah, dan bekas Yugoslavia dari 1970-an hingga 1990-an.
Brasil membeli kapal induk sepanjang 266 meter itu seharga USD12 juta pada 2000.
Follow Berita Okezone di Google News