WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa malam (7/2/2023) berbicara langsung pada warga AS dan Kongres yang terpecah dalam pidato kenegaraan tahunannya. Meningkatnya ketegangan dengan China dan berlarut-larutnya perang di Ukraina merupakan isu-isu kebijakan luar negeri utama.
Ketika Biden berbicara, ketegangan hubungan dengan China sedang memuncak setelah kehadiran balon China yang diduga melakukan pemantauan dan menarik perhatian anggota parlemen dan juga warga Amerika. Tanpa secara khusus menyebut tentang balon China itu, Biden berupaya meyakinkan warga Amerika tentang situasi keamanan sambil mengirim pesan ini kepada China.
BACA JUGA: Soal Pasok Pesawat Tempur F-16 ke Ukraina, Sekutu Barat Kirim Pesan Tak Satu Suara
“Saya berkomitmen untuk bekerja dengan China pada bidang yang dapat memajukan kepentingan Amerika dan memberi manfaat pada dunia. Tetapi jangan salah, sebagaimana yang kami tegaskan pekan lalu, jika China mengancam kedaulatan kami, maka kami akan mengambil tindakan untuk melindungi negara kami. Dan kami melakukan hal itu,” terangnya, dikutip VOA.
Seperti diketahui, sebuah jet tempur Amerika Sabtu lalu (4/2/2023) menembak jatuh balon China itu di atas Samudra Atlantik di lepas pantai South Carolina.
China menyebut tindakan Amerika menembak jatuh balon itu sebagai hal yang yang tidak dapat diterima dan terlalu berlebihan.
Sejumlah anggota faksi Republik mengkritisi Biden karena tidak memerintahkan untuk menembak jatuh balon itu lebih awal saat memasuki wilayah udara Amerika.
Michael Kugelman di Wilson Center mengatakan pada VOA bahwa anggota-anggota faksi Republik itu menginginkan sikap yang lebih keras terhadap China.
“Jadi ia (Biden) tidak mengambil posisi yang kuat dan agresif. Ia membuka ruang untuk konsiliasi, dan saya kira anggota Kongres yang menginginkan sikap yang lebih keras, mereka tidak akan puas dengan apa yang ia katakan malam ini,” ujarnya.
Perang Rusia di Ukraina juga disampaikan dalam pidato Biden itu. Amerika telah memberikan bantuan keamanan bernilai lebih dari USD27 miliar kepada Ukraina. Biden mengatakan invasi Presiden Rusia Vladimir Putin satu tahun lalu adalah ujian yang akan dilalui Amerika.
Biden juga menegaskan kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahannya, dengan menyatukan NATO dan membangun koalisi global.
“Kita menyatukan NATO dan membangun koalisi global. Kita menentang agresi Putin. Kita berdiri bersama warga Ukraina. Malam ini sekali lagi bergabung bersama kita, Duta Besar Ukraina Untuk Amerika. Ia tidak hanya mewakili bangsaya, tetapi juga keberanian rakyatnya,” lanjutnya.
Sebagian anggota Kongres skeptis terhadap bantuan militer ke Ukraina. Tetapi hal itu tidak tampak ketika Partai Republik menguasai majelis DPR, termasuk Ketua DPR Kevin McCarthy yang tampaknya sangat mendukung pernyataan Biden.
“Saya harus mengatakan bahwa ada lebih banyak dukungan datang dari Partai Republik ketika Biden berbicara tentang Ukraina, terutama saat ia mengatakan, ‘kita akan mengatasi isu ini selama diperlukan.’ Padahal sebelumnya Partai Republik menentang hal ini dengan mengatakan tidak akan ada cek kosong bagi Ukraina,” ungkap analis di Chicago Council on Global Affairs Elizabeth Shackelford.
Alih-alih perang di Ukraina dan “poros ke Asia” yang telah direncanakan sejak lama, Biden merencanakan kunjungan pertama ke sub-Sahara Afrika, yang dilakukan pertama kali oleh seorang Presiden AS sejak 2015.
(Susi Susanti)