TURKI - Tiga jenazah ditemukan saat tim penyelamat di Turki mencari sekelompok pemain bola voli sekolah di hotel yang runtuh setelah gempa bumi dahsyat magnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023).
Pejabat di Siprus utara yang dikuasai Turki mengatakan jenazah dua guru dan seorang siswa ditemukan dari Hotel Isias di Adiyaman.
Sekelompok 39 orang termasuk tim putra dan putri diketahui berada di gedung ketika runtuh.
Upaya pencarian berlanjut di tempat keluarga pemain berkumpul. Para atlet ini diketahui berangkat ke Adiyaman dari Famagusta Turkish Maarif College, didampingi para guru dan orang tua.
Dikutip BBC, empat dari rombongan diketahui selamat setelah gedung tujuh lantai itu runtuh. Mereka dilaporkan berhasil melarikan diri dari puing-puing itu sendiri.
Media Turki-Siprus mengutip para pejabat yang mengatakan bahwa mayat dua guru ditemukan pada Rabu (8/2/2023) dan jumlah korban tewas meningkat menjadi tiga setelah seorang siswa kelas delapan ditemukan.
Jumlah korban dikonfirmasi oleh tim BBC Turki.
Sekitar 170 orang - termasuk kerabat dan penyelamat - telah melakukan perjalanan ke reruntuhan dari Siprus Utara yang dikuasai Turki.
Seorang pejabat pendidikan dari pulau tersebut mengatakan mereka akan tetap di sana sampai siswa yang tersisa ditemukan.
Seorang ibu di tempat kejadian mempertanyakan konstruksi bangunan dan bertanya apakah bangunan tersebut telah diperiksa secara memadai.
Wanita lain mengatakan keponakannya, Nehir yang berusia 12 tahun, telah tinggal bersamanya di Adiyaman, tetapi pergi ke hotel pada hari gempa untuk bergabung dengan teman-temannya.
Nehir, anggota termuda tim putri, masih hilang bersama anak-anak lainnya.
Sementara itu, seorang guru yang selamat dari gempa tersebut mengatakan bahwa mereka belum tidur sejak gempa dan putri mereka sendiri masih terperangkap di reruntuhan.
Seperti diketahui, gempa berkekuatan 7,8 skala Richter pada Senin pagi terjadi di dekat kota Gaziantep, Turki, dekat perbatasan Suriah.
Banyak gempa susulan yang dirasakan di kedua negara.
Gempa tersebut telah menewaskan ribuan orang di Turki selatan dan Suriah utara.
Hampir 20.000 orang diketahui tewas di kedua negara tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa lebih banyak lagi yang bisa kehilangan nyawa tanpa tempat tinggal, air, bahan bakar atau listrik.
Saat cuaca cingin, harapan memudar bagi banyak orang yang masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan, lebih dari 72 jam setelah bencana melanda.
(Susi Susanti)