Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Diculik saat Balita, Pria Ini Tinggalkan Keluarga Angkat Miliarder untuk Kembali ke Ortu Kandungnya yang Multi Jutawan

Tim Okezone , Jurnalis-Sabtu, 11 Februari 2023 |12:51 WIB
Diculik saat Balita, Pria Ini Tinggalkan Keluarga Angkat Miliarder untuk Kembali ke Ortu Kandungnya yang Multi Jutawan
Kisah Mei Zhiqiang yang diculik saat kecil dan akhirnya kembali ke orangtua kandungnya/AsiaOne
A
A
A

JAKARTA - Seorang pria asal China diculik sekitar 25 tahun yang lalu saat masih balita, kemudian ia diadopsi oleh keluarga miliarder.

Mengutip dari South China Morning Post via AsiaOne, pria ini kemudian bertemu kembali dengan orangtua kandungnya baru-baru ini.

Dan ia mengetahui bahwa orangtuanya adalah multimiliuner.

Ia adalah Mei Zhiqiang, pada bulan Juni tahun lalu, ia bahkan mendapat julukan 'fu er dai alami' yang artinya 'generasi kedua yang kaya' dan 'tuan muda yang diculik' di media sosial Tiongkok ketika reuninya dengan orangtua kandungnya menjadi viral.

Dalam sebuah wawancara dengan Jiupai News, Mei mengumumkan keputusannya untuk kembali ke keluarga kandungnya.

Diketahui, Mei sekarang berusia 27 tahun, ia diculik saat masih balita pada tahun 1997 ketika ia sedang bermain di luar rumahnya di Yunnan.

Ketika orangtuanya mengetahui bahwa ia hilang, mereka memulai pencarian putra mereka hingga merasa putus asa dan kesulitan selama dua dekade.

Sebuah proses yang menurut ayah Mei membuat mereka bertindak seperti dua orang gila.

Kedua orangtua kandung Mei bernama Mei Xianhua danPan Chang'e, mereka adalah pekerja migran dari Provinsi Jiangxi.

Ketiganya akhirnya bersatu kembali pada Juni tahun lalu ketika teman orangtua membantu mereka mencocokkan DNA Mei Zhiqiang yang tinggal bersama orangtua angkatnya yang kaya di Provinsi Fujian.

Mei Zhiqiang mengatakan bahwa dia diadopsi setelah keluarga lain yang membelinya dari perdagangan manusia membuangnya karena terlalu kurus dan kecil.

Namun meski tumbuh dengan dua kakak perempuan dan seorang adik laki-laki yang adalah anak kandung dari orangtua angkatnya, Mei mengaku bahwa dia selalu memiliki perasaan yang samar bahwa dia bukan keturunan mereka.

Dia juga tidak pernah kuliah ke universitas setelah menyelesaikan sekolah menengahnya dan malah bekerka di rumah sakit milik orangtua angkatnya yang percaya bahwa belajar itu tak berguna.

Sementara itu, ayah kandung Mei mengatakan keluarga mereka tidak pernah bisa merayakan Festival Pertengahan Musim Gugur dengan baik setelah anak mereka hilang.

Keluarga kandungnya, yang juga termasuk kakak perempuan dan dua adik laki-lakinya juga akan merayakan ulang tahunnya setiap tahun tanpa kecuali.

Mereka bahkan membelikan sebuah rumah untuknya, berpegang pada keyakinan bahwa dia pada akhirnya akan kembali kepada mereka.

Mei sekarang bekerja untuk bisnis keluarga orangtua kandungnya, sebuah perusahaan perlengkapan hotal, dan ayahnya berkata bahwa dia akan mengajarinya cara menjalankan perusahaan dan akhirnya menyerahkan perusahaan itu kepadanya.

"Tidak peduli seberapa kaya mereka, cinta mereka berbeda dari kita, cinta orang tua kandung," kata ayah Mei.

Berkumpul dengan keluarga kandungnya, Mei menambahkan bahwa dia tidak merasa aneh karena dia bisa merasakan bahwa cinta keluarga kandungnya itu tulus.

Di juga ingin hidup sederhana dan biasa di masa depan ungkapnya.

Menurut South China Morning Post, penculikan anak di Tiongkok merajalela antara tahun 1980-an dan 2010-an, tepat setelah presiden Deng Xiaoping memberlakukan kebijakan satu anak pada tahun 1980.

Dengan demikian, tajuk utama yang mendokumentasikan cerita tentang anak-anak yang diculik yang bersatu kembali dengan keluarga kandung mereka telah menjadi hal yang lumrah.

Meskipun kasus perdagangan anak di negara tersebut telah berkurang, hal itu masih menjadi masalah yang terus ada, dengan para pembuat kebijakan menjadikannya prioritas utama untuk menanganinya di tahun-tahun mendatang.

(Natalia Bulan)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement