Pada Rabu (15/2/2023), lebih dari 140.000 orang di seluruh pulau masih tanpa listrik, meskipun listrik telah pulih ke 80.000 rumah.
Warga di daerah yang terkena dampak parah juga diminta untuk menghemat air dan makanan karena khawatir akan kekurangan.
Selandia Baru mengumumkan keadaan darurat nasional pada Selasa (14/2/2023), yang memungkinkannya merampingkan tanggapannya terhadap bencana tersebut.
Negara ini sebelumnya hanya mendeklarasikan keadaan darurat nasional pada dua kesempatan - selama dimulainya pandemi Covid-19 dan setelah gempa bumi Christchurch 2011.
Menteri iklim Selandia Baru James Shaw menghubungkan skala bencana dengan perubahan iklim.
"Keparahannya, tentu saja, [diperburuk] oleh fakta bahwa suhu global kita telah meningkat 1,1 derajat," terangnya di parlemen pada Selasa (14/2/2023).