Tahun ini, beberapa OPT diperkirakan meningkat pada bulan Mei, Juni dan Juli. Yaitu tikus dan penggerek batang yang merupakan OPT yang identik dengan musim kemarau. Tetapi 3 OPT lainnya (WBC, BLAS, dan BLB) juga tetap harus diwaspadai.
"Peringatan FAO terhadap potensi kelangkaan pangan bukanlah karena faktor kekeringan (iklim). Tetapi lebih ke food supply chain yang terganggu. Ini tidak boleh terjadi di negeri ini," tutur Mentan SYL.
Mentan SYL menjelaskan, Indonesia diperkirakan akan mengalami surplus beras setidaknya 1,7 juta ton pada tahun ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras nasional 32 juta ton, sedang kebutuhan kurang lebih 30 juta ton. Setidaknya, akan ada cadangan hingga 1,7 juta ton.
"Dari data BPS juga mengatakan panen dalam rentang Februari-Maret akan mencapai sekitar 10 juta ton. Kalau dari pengamatan Kementerian Pertanian melalui satelit melihat produksi periode itu bahkan dapat mencapai 11,1 juta ton," kata Mentan SYL.
Mentan SYL menjamin data satelit ini valid karena memotret seluruh lahan padi di Tanah Air. Selain itu, laporan dari dinas-dinas provinsi dan kabupaten terkait panen padi, juga mendukung tren yang sama.
Sementara, ketersediaan beras hingga Idul Fitri dalam posisi aman, hingga bulan Maret mendatang, 1,9 juta hektar lahan sawah akan panen.