Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Sutiyoso, Wadanjen Kopassus Membelah Rimba Kalimantan dalam Operasi Penumpasan PGRS/Paraku

Tim Okezone , Jurnalis-Selasa, 28 Februari 2023 |07:12 WIB
Kisah Sutiyoso, Wadanjen Kopassus Membelah Rimba Kalimantan dalam Operasi Penumpasan PGRS/Paraku
Ilustrasi/Foto: Istimewa
A
A
A

 

JAKARTA - Letjen TNI (Purn) Sutiyoso punya segudang pengalaman di daerah operasi. Sejak bergabung di Korps Baret Merah Kopassus, berbagai tugas operasi telah dijalaninya, mulai dari operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) hingga operasi klandestin di Timor Timur (Timtim).

Namun, satu cerita yang menarik untuk diulas adalah saat ia pertama kali lulus menjadi perwira Akademi Militer (Akmil) 1968, yang ketika itu baru berpangkat Letnan Dua (Letda). Ketika itu, ia mendapat tugas BKO ke Yonif 323 Banjar Patronan.

 BACA JUGA:Hary Tanoe Minta Saksi di Lampung All Out Amankan Suara Partai

Sutiyoso langsung di terjunkan dalam operasi penumpasan pemberontak Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS)/Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) di pedalaman belantara hutan Kalimantan sebagai Komandan Pleton (Danton) combat intelligence atau intelijen tempur.

PGRS/Paraku merupakan kelompok bersenjata yang pada awalnya dibina dan dilatih TNI saat konfrontasi dengan Malaysia pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Namun, perubahan kepemimpinan nasional dan membaiknya hubungan Indonesia-Malaysia membuat konfrontasi kedua negara tersebut berakhir.

 BACA JUGA:Jenderal Kopassus Pimpin Operasi Pembebasan Pilot Susi Air, Tak Ada Negoisasi untuk KKB Teroris!

Namun, tidak dengan PGRS/Paraku, kelompok yang berafiliasi dengan kelompok komunis ini masih tetap mengangkat senjata dan melakukan perlawanan, yang terpaksa diredam pemerintah dengan menerjunkan pasukan Kopassus.

Dikutip dalam buku biografinya berjudul “Sutiyoso The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando” mantan Pangdam Jaya ini menceritakan, saat itu dirinya berangkat dengan kapal laut menuju Pontianak, Kalimantan Barat. Dari Pontianak, Sutiyoso melanjutkan perjalanan ke daerah pedalaman perbatasan Kalimantan Barat dan Serawak Malaysia.

Ia pun menyusuri Sungai Kapuas hingga harus menempuh perjalanan darat dengan berjalanan kaki berkilo-kilo meter. Di tengah perjalanan, Sutiyoso sempat menginap di rumah penduduk bersuku Dayak.

Di rumah adat Betang yang berukuran panjang ini terdiri dari petak-petak di mana setiap ruangan diisi masing-masing keluarga. Di bagian depan dan bawah rumah terdapat kandang anjing, kambing, ayam dan hewan ternak lainnya. Di kandang hewan peliharaan ini, Sutiyoso bersama pasukannya tidur.

Mereka memilih tidur dengan hewan ternak, dibanding tidur di alam terbuka yang rawan penyergapan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement