KIEV – Laporan intelijen yang ditinjau pejabat Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa kelompok pro-Ukraina menyabot pipa Nord Stream di Laut Baltik, yang menyalurkan gas alam dari Rusia ke Eropa pada September lalu. Namun, Washington tidak melihat ada bukti keterlibatan pemerintah Ukraina, demikian dilaporkan New York Times.
Ledakan di pipa Nord Stream, yang terjadi tujuh bulan setelah serangan Rusia ke Ukraina, terjadi di zona ekonomi eksklusif Swedia dan Denmark di Laut Baltik. Kedua negara menyimpulkan ledakan itu disengaja, tetapi belum mengatakan siapa yang mungkin bertanggung jawab.
Amerika Serikat dan NATO menyebut serangan pipa itu sebagai "tindakan sabotase," sementara Rusia menyalahkan Barat dan menyerukan penyelidikan independen. Tidak ada pihak yang memberikan bukti.
Pada Februari, jurnalis Seymour Hersh menuduh AS terlibat dalam peledakan pipa Nord Stream. Gedung Putih membantah tudingan Hersh, menyebutnya sebagai “fiksi
Laporan New York Times pada Selasa, (7/3/2023) mengutip para pejabat AS yang mengatakan tidak ada bukti bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atau pembantu utamanya terlibat atau bahwa para pelaku bertindak atas perintah pejabat pemerintah Ukraina mana pun. Tidak ada kelompok pro-Ukraina tertentu yang disebutkan berpotensi bertanggung jawab.
"Tanpa diragukan lagi, Ukraina sama sekali tidak terlibat dalam ekses pipa," kata Asisten Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak dalam sebuah pernyataan. "Itu tidak masuk akal sedikit pun."
Washington sedang menunggu penyelidikan di Jerman, Swedia dan Denmark untuk menyimpulkan, kata Juru Bicara Gedung Putih John Kirby. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan New York Times secara independen.
(Rahman Asmardika)