Undang-undang serupa di Rusia telah digunakan untuk sangat membatasi kebebasan pers dan menekan masyarakat sipil.
"Kami pikir pemerintah kami berada di bawah pengaruh Rusia dan itu sangat buruk bagi masa depan kami," kata Lizzie, salah satu dari banyak mahasiswa yang ikut serta dalam protes tersebut, dikutip BBC.
Para pengunjuk rasa khawatir undang-undang baru itu, jika disahkan, akan merusak harapan negara itu untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE).
"Orang-orang sangat marah karena ini bukan tentang satu hal yang spesifik, ini tentang masa depan Georgia dan ini tentang bagaimana kita akan berfungsi sebagai sebuah negara," kata demonstran lain bernama Tekla Tevdorashvili kepada BBC.
"Semua orang benar-benar menentang ini dan saya pikir itulah mengapa mereka sangat takut dan itulah mengapa pemerintah berusaha menggunakan segala yang mereka bisa untuk melawan rakyat untuk membungkam kami, tetapi kami tidak akan dibungkam,” lanjutnya.
Pengunjuk rasa lainya yakni seorang siswa bernama Lia Chagovadze, mengatakan dia dan teman-temannya ada di sana untuk memperjuangkan nilai-nilai dan kebebasan Barat.
Sedangkan Nanuka Shakinovi mengatakan para pengunjuk rasa tidak akan membiarkan pemerintah menghentikan dorongan Georgia untuk bergabung dengan UE.